Oleh; Santi Lisnawati
Kehidupan sehari-hari terus berjalan dan berlalu telah dilewati. Tanpa terasa hitungan hari, minggu, bulan dan bahkan tahun telah dilalui. Â Tentu bersyukur atas anugrah waktu dan kesempatan yang telah dinikmati. Terlebih sehat walafiat dan mampu melakukan pekerjaan hari-hari dengan baik. Namun dibalik semua itu ada satu bisikan yang membuat tak nyaman dan sesungguhnya ada yang masih belum selesai, bisikan "terjebak rutinitas" pekerjaan rutin yang terus dikerjakan dan tidak pernah ada berhenti, hingga suatu saat pekerjaan yang bukan rutinitas yang perlu dikerjakan tidak lagi mendapati ruang dan waktu untuk menyelesaikannya.
Ada banyak hasrat untuk dilakukan, namun rutinitas telah menyita waktu dan perhatian. Sampai pada titik masa tugas diri yang mesti dikerjakan dan deadline waktu menghampiri, belum terkerjakan.
Profesi apapun membutuhkan tanggung jawab kerja. Sebagai guru, dosen, atau yang lainnya. Karena saya lebih faham sebagai dosen, ada banyak pekerjaan sebagai dosen yang perlu dikerjakan. Apabila mampu mencapai titik lengkap dalam memenuhi tugas, tentu akan menambah energi positif dalam hari-hari selanjutnya.
Tugas mengajar, adalah hal yang mungkin mudah dikerjakan. Namun kemampuan menyiapkan bahan ajar dalam bentuk modul, buku atau yang sederhana sekalipun seperti slide membutuhkan waktu dan perhatian khusus. Padahal ada banyak kemudahan saat dosen memiliki bahan ajar yang baik dan mendukung.
Faktanya tidak selalu buat..
Tugas penelitian, banyak  pengalaman, ilmu pengetahuan yang baru diperoleh melalui penelitian. Dengan penelitian  tentu mampu dengan mudah melakukan publikasi karya ilmiah. Publikasi di tempat yang bergengsi perlu strategi. Lagi-lagi fokus, perhatian, waktu dan pengorbanan ekstra diperlukan.
Faktanya tidak selalu rutin dan produktif penelitian..
Tugas pengabdian, tidak kalah menarik dari penelitian dan pengajaran. Berinteraksi dengan masyarakat, berbagi dan melakukan layanan menjadi energi baru di tengah rutinitas mengajar. Jika mampu mengkombinasikan pengajaran, penelitian dan pengabdian dengan arah yang segaris, makin memperkuat keilmuan..
Faktanya tidak mudah...
Semua hambatan karena asyik dengan rutinitas yang terus berlangsung.
Lantas bagaimana cara mengkompromikan antara tugas diri dalam sebuah profesi dengan tugas tambahan dalam profesi. Mereka yang duduk di bagian layanan dan manajemen, meski ada dalam satu bidang yang menguntungkan, namun sungguh membutuhkan upaya keras melakukan hal yang berbeda, agar tidak terjebak dalam rutinitas.
Bagaimana cara Anda agar terhindar dari rutinitas..
share with me..
Coretan sore, berupaya agar tehindar dari kata terjebak rutinitas
To be continue.. (aku akan kembali, apa yang ku bawa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H