Mohon tunggu...
Santi Lestari
Santi Lestari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pokoknya Nulis...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Provinsi Jawa Buruk*)

15 Desember 2010   02:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:43 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_78036" align="alignleft" width="450" caption="Banjir Cieunteung (sumber detik.com)"][/caption] Hujan turun sepanjang tahun 2010. Cuaca ekstrem, begitu kata ahli BMKG, telah menimbulkan banyak bencana. Banjir dan air bah menerjang wilayah Jawa Barat. Tak ada wilayah yang bebas dari amukan air ini. Banjir tidak saja terjadi di dataran rendah, bahkan di pegunungan pun banjir menggenangi sawah, ladang dan pemukiman warga. Sepanjang pengamatan saya selama tahun 2010 ini, puluhan kali banjir menerjang wilayah-wilayah di Jawa Barat. Kabupaten Bandung merupakan daerah yang paling parah terkena banjir. Banjir musiman akibat meluapnya sungai Citarum ini menggenangi Dayeuh Kolot, Bale Endah, Arjasari, dan Cieunteung. Banjir cileuncang juga menyergap kota Bandung. Jalan-jalan senantiasa penuh dengan luapan air hujan. Saluran air yang ada tak mampu menampung derasnya air hujan yang datang. Jalan Setiabudhi, Sukajadi, Pasteur, Dago, Pasir Koja, Gedebage, dan Soekarno Hatta merupakan langganan banjir saat turun hujan deras. Cileuncang pun menggerus jalan-jalan tersebut. Penyempitan dan pendangkalan drainase di Cimahi juga menyebabkan banjir di beberapa titik di Cimahi Utara. Sementara itu akibat meluapnya sungai Citanduy, air bah merendam daerah di tiga kabupaten. Ratusan hektar sawah di Lakbok dan Majingklak Kab. Ciamis tenggelam. Air bah menerjang pemukiman warga di Panumbangan sebuah kecamatan di kaki gunung Sawal. Amukan Citanduy kemudian menimpa desa Tanjungsari Sukaresik Tasik, dan kota Banjar. Di wilayah Pataruman dan Pamarican kota Banjar banjir juga terjadi akibat meluapnya sungai Ciseel. Banjir bandang yang bersumber dari gunung Cikuray merendam tujuh kampung di kecamatan Cigedug Garut. Tiga orang dilaporkan Antara hilang terseret arus air bercampur lumpur. Meluapnya sungai Cimanuk mengakibatkan banjir di Jatitujuh Majalengka. Sungai Cimanggung tak ketinggalan mengirim air bah yang dahsyat di Sumedang. Sungai Cijangkelok di Kuningan menewaskan 2 (dua)orang yang hendak menyeberang. Banjir bandang yang datang tiba-tiba mengamuk di sepanjang bantaran sungai. Di kawasan Pantura air bah merendam Cirebon Utara, Indramayu, Blanakan, Ciasem, dan Pamanukan Subang. Sungai Citarum yang berhulu di Gunung Wayang Kabupaten Bandung membagi bencana pada warga Jatiluhur Purwakarta, Teluk Jambe Karawang, dan Muara Gembong Bekasi Belasan orang meninggal akibat longsor dan banjir di Cianjur. Banjir diantaranya terjadi di Leuwinanggung.

Hujan yang turun tanpa henti di Bogor menyebabkan banjir di Ciomas. Luapan sungai Ciliwung membanjiri wilayah Katulampa. Bendungan Katulampa yang senantiasa di pantau untuk mencegah banjir di wilayah Jakarta tak mampu menampung air.

Pemerintah kota Depok menyebutkan ada 36 titik banjir saat hujan deras turun akibat drainase yang tidak optimal. Titik-titik banjir tersebut tersebar di 11 kecamatan. Sukabumi juga tak luput dari sergapan air bah. Sungai Ciseupan meluap. Warga Gunung Puyuh harus rela meninggalkan tempat tinggalnya sementara sampai air surut. Banjir telah mengakibatkan belasan warga meninggal, tak terhitung harta benda hanyut terseret air bah. Ribuan hektar sawah dan lahan pertanian warga terendam. Padi yang siap panen buruk. Sayuran dan palawija yang tergenang juga buruk. Pantaslah kiranya Jawa Barat punya nama lain, yaitu Jawa Buruk karena banyak yang buruk-buruk, begitu kata orang-orang saat membicarakan bencana banjir di Jawa Barat. Melihat peta sebaran banjir yang terjadi di seluruh Jawa Barat, menunjukkan bahwa banjir telah menjadi bencana yang sangat serius untuk ditangani. Mudah-mudahan pemerintah provinsi cepat tanggap dengan kondisi yang terjadi. Diperlukan solusi yang tepat agar bencana ini tak terjadi lagi di musim mendatang. Tak kalah pentingnya juga kepedulian warga Jawa Barat untuk menjaga alam dan lingkungannya, jangan sampai memper-buruk- keadaan. Catatan:  Buruk dalam bahasa Sunda artinya busuk, Cileuncang, air hujan yang menggenang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun