Pendidikan multikultural adalah pendidikan untuk "people's colour”. Indonesia termasuk ke dalam “people colour” karena Indonesia memiliki berbagai keragaman. Terdapat gagasan yang menegaskan bahwa semua peserta didik tidak memandang dari mana kelompok mereka berasal, seperti mengenai gender, suku bangsa, ras, budaya, kelas sosial, agama sehingga tanpa pengecualian, karena seharusnya peserta didik mengalami kesetaraan pendidikan di sekolah. Pada praktiknya, pendidikan multikultural seharusnya mampu untuk memahamkan keberagaman dalam berbagai skala yang ada dan membutuhkan guru sebagai pengajar dan pendidik.
Peran Guru dalam Pendidikan Multikultural adalah sebagai berikut :
1. Sebagai aktor.
- Guru merancang pembelajaran berbasis nilai-nilai multicultural seperti :
- Pemahaman akan potensi konflik akibat keberagaman
- Bagaimana manajemen konflik sejak awal kemunculan
- Resolusi konflik yang konstruktif
- Guru mengaplikasikan pembelajaran berbasis nilai-nilai multikultural.
- Guru mengevaluasi ketercapaian nilai-nilai multikultural pada kegiatan pembelajaran dengan relevan, proporsional dan terukur.
2. Sebagai fasilitator.
- Guru melibatkan siswa dengan agenda-agenda yang bernilai multikultur. Contohnya mengikuti cultural event yang diadakan oleh kampus-kampus atau instansi lain yang relevan.
- Guru membuka ruang-ruang diskusi terkait perbedaan dan kesetaraan budaya.
- Guru menjembatani potential conflict akibat beberapa gap yang terjadi di sekolah (general, usia, sudut pandang).
3. Sebagai inspirator. Guru sebagai inspirator pendidikan multikultural berarti dapat menjadi suatu teladan bagi peserta didiknya.
Pada hakekatnya pelaksanaan pendidikan multikultural menginstruksikan guru untuk tidak memperkenalkan budaya tertentu yang mendominasi proses pembelajaran, namun guru diarahkan untuk menerapkan pendidikan multikultural yang membuka peluang untuk memasukkan siswa yang berbeda latar belakang budayanya ke dalam pembelajaran.
Selain itu, guru diharapkan mampu menyampaikan pengertian dan menyampaikan nilai-nilai inti pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme dan pluralisme.
Pendidikan multikultural, seperti ini sangat mendesak untuk diimplementasikan dalam praktek pendidikan. Hal ini karena pendidikan dengan perspektif multikultural mampu mengubah peserta didik menjadi pribadi yang tidak hanya bangga terhadap diri sendiri (budaya, bahasa dan keistimewaan lainnya), tetapi juga mampu menerima berbagai keistimewaan untuk mengakui, menerima dan menghargai orang lain dan siap hidup dalam kesejajaran.