Mohon tunggu...
Santika Pratiwi
Santika Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Senior Business Development

For a work detail, education background and achievement kindly check my LinkedIn : Santika Pratiwi | An old soul book enthusiast | Writing is a Hobby, New Insight is a Result

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perempuan yang Mandiri: Menaklukkan Sindrom Cinderella Complex

11 April 2024   06:00 Diperbarui: 11 April 2024   06:40 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sindrom Cinderella Complex sangat erat dengan kaitan wanita yang bergantung pada pria jadi sangat sering ditemukan perempuan dengan sindrom ini mengutamakan proses penyempurnaan diri agar disukai oleh pria. Tindakan ini sangat mencerminkan bahwa perempuan kurang menghargai diri sendiri. Seharusnya peningkatan diri ditujukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, pada akhirnya orang baik yang akan datang dengan sendirinya.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua ciri-ciri ini akan muncul pada setiap individu dengan sindrom Cinderella, dan pengalaman seseorang dengan sindrom ini dapat bervariasi.

Cara mengatasi Cinderella Complex

Mengatasi sindrom ini, terutama bagi perempuan yang telah lama terjangkit gangguan ini, tentu memerlukan proses beriringan dengan waktu dan usaha yang kooperatif. Akan lebih efektif jika cara pertama yang digunakan adalah kesadaran dari diri sendiri, dimana seseorang tersebut menyadari bagaimana sindrom ini sangat berpengaruh kehidupan mereka dan memulai perubahan. 

Penting untuk membangun kepercayaan diri dan kemandirian melalui latihan dan pengalaman yang ada. Membangun kepercayaan diri orang dengan sindrom ini dapat dilakukan dengan cara menghargai pencapaian mereka. Sedangkan melatih kemandirian dapat dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti mengatur flow keuangan, emosional dan pengambilan keputusan.

Mengubah pola hubungan, jika dirasa hubungan yang dijalani relatif kearah negativity, penting untuk dibicarakan dan diubah untuk menjadi lebih baik dan cenderung untuk saling memotivasi agar lebih berkembang agar menjadi hubungan yang lebih sehat.

Serta penting untuk melakukan konsultasi dan terapi jika dirasa ciri tersebut sangat relate. Dalam sesi terapi, seseorang dapat bekerja sama dengan seorang profesional untuk menjelajahi akar penyebab dari sindrom Cinderella, mengidentifikasi pola-pola yang tidak sehat, dan mengembangkan strategi untuk mengatasi pola-pola tersebut.

Demikian pembahasan kali ini, semoga bermanfaat dan dapat menambah new insight Readers!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun