Mohon tunggu...
Santi Faujiah
Santi Faujiah Mohon Tunggu... Guru - i'm an educator and a writer

An educator and a writer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Viral di Tiktok: Keluhan Pelayanan Buruk Rumah Sakit Otista Kabupaten Bandung

24 Januari 2024   19:13 Diperbarui: 24 Januari 2024   21:11 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Dunia maya kembali dihebohkan oleh keluhan seorang pengguna TikTok, @chareesa30, yang menceritakan pengalamannya di Rumah Sakit Otista, Soreang, Kabupaten Bandung. Cerita tersebut mendapatkan respon yang signifikan dari netizen, menciptakan diskusi tentang kualitas pelayanan rumah sakit ini. Suara netizen yang terbagi menjadi kritik dan pujian menciptakan tanda tanya besar.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

First Impression yang Menyedot Perhatian:

Dalam postingan awalnya, pemilik akun dengan akun @chareesa30 menceritakan pengalamannya berobat di  Rumah Sakit Otista Kabupaten Bandung. Beliau sudah mengalami masalah kesehatan selama 2 hari, termasuk BAB air dan muntah-muntah, sehingga memutuskan untuk rawat inap di rumah sakit tersebut dengan pertimbangan jarak rumah sakit yang dekat dari rumah. Namun, pengalaman pertama ketika pendaftaran mengundang perhatian.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Kesulitan Saat Mendaftar:

Saat akan mendaftar, pemilik akun dihadapkan pada pertanyaan apakah akan mendaftar umum atau menggunakan BPJS dari petugas. Hal ini diikuti dengan pertanyaan mengenai surat rujukan, yang membuatnya agak heran karena pengalaman sebelumnya, di rumah sakit lain tidak melibatkan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Meskipun mengira ini sebagai SOP rumah sakit pemerintah, pemilik akun mengungkapkan keheranannya. Petugas kemudian menyarankan untuk berobat ke puskesmas atau klinik terdekat karena tidak ada surat rujukan, meninggalkan pasien (pemilik akun) tanpa penjelasan lebih lanjut.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Pencarian Solusi dan Tantangan Selanjutnya:

Orang tua pasien (pemilik akun) sebenarnya menyarankan mencari rumah sakit lain, namun karena kondisi lemah, pasien tetap bertahan di rumah sakit tersebut. Pemilik akun kemudian mencari pusat informasi dan akhirnya diarahkan ke poli dalam, membayar tanpa menggunakan BPJS. Proses pendaftaran diikuti dengan menyerahkan berkas dan menunggu panggilan pemeriksaan, namun kondisi lantai penuh dengan pasien yang terpaksa duduk di lantai karena keterbatasan kursi tunggu di rumah sakit tersebut.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Toilet yang Tidak Terawat:

Selama menunggu, pasien mengalami kesulitan dan pergi ke toilet rumah sakit. Kekecewaan datang ketika toilet terlihat tidak terawat, membuatnya tidak nyaman. Kondisi ini menjadi salah satu aspek yang menciptakan pengalaman kurang menyenangkan di rumah sakit tersebut.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Ketidakpuasan Terhadap Pelayanan:

Setelah kembali ke tempat tunggu, pasien bertanya mengenai panggilan pemeriksaan, namun perawat menyarankan untuk pulang saja. Kesalahan terjadi lagi saat pasien akan menebus obat, di mana dia tidak diberi nomor antrian. Akhirnya, pasien pulang tanpa menebus obat yang sudah dibayar karena pelayanan yang sangat tidak memuaskan.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Kritik Pedas dari Netizen:

Sejumlah netizen turut memberikan dukungan terhadap keluhan pemilik akun. @ibun_ratna mengungkapkan bahwa masalah pelayanan perawat di RSUD Soreang sudah menjadi isu lama. Menurutnya, perawat di sana sudah terkenal kurang ramah dan bahkan disarankan untuk banyak beristigfar saat berada di sana. @nabilhijab989 juga berbagi pengalaman kurang menyenangkan, di mana pihak rumah sakit tidak memiliki peralatan yang diperlukan seperti CT scan. Sedangkan @firdauliaaa_ menuturkan pengalaman sulit mendapatkan perhatian petugas di saat membutuhkan bantuan medis.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Kritik Terhadap Pelayanan dan Fasilitas:

Seorang netizen, @dgslvn, menunjukkan keprihatinannya terkait akreditasi rumah sakit tersebut. Dia mengajukan pertanyaan apakah rumah sakit ini sudah diakreditasi, sambil mencurigai bahwa ruang tunggu dan toilet pasien mungkin tidak sesuai standar rumah sakit. Kritik terhadap waktu tunggu dan kelengkapan fasilitas pun menjadi perhatian serius.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Pujian yang Berlawanan:

Namun, di tengah gelombang kritik, beberapa netizen justru memberikan pujian terhadap Rumah Sakit Otista. @diditsudiatman menyebutnya sebagai rumah sakit terbaik dengan ruangan yang adem, banyak kursi, dan harum. Pujian ini menciptakan kontrast dengan keluhan-keluhan yang sebelumnya diungkapkan.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Refleksi Terhadap Pelayanan Kesehatan:

Kontroversi di sekitar pengalaman @chareesa30 dan respons netizen menunjukkan bahwa evaluasi mendalam terhadap standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Otista diperlukan. Meskipun ada yang puas dengan pelayanan, kritik yang konstan juga memunculkan pertanyaan tentang akreditasi dan kualitas pelayanan. Hal ini dapat menjadi dorongan bagi pihak rumah sakit untuk melakukan perbaikan dan memperbaiki citra mereka di mata masyarakat.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Kisah pengalaman di Rumah Sakit Otista, yang dibagikan oleh pemilik akun @chareesa30 di TikTok, tidak hanya menjadi cerita individu, melainkan juga mencerminkan dinamika pelayanan kesehatan di suatu wilayah. Pengalaman yang tidak menyenangkan ini menimbulkan pertanyaan mengenai standar pelayanan dan kenyamanan pasien di rumah sakit tersebut. Pihak rumah sakit perlu memperhatikan dan menanggapi kritik-kritik yang disampaikan oleh netizen guna meningkatkan kualitas dan kepuasan pasien.

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Sebaliknya, pujian yang diberikan oleh beberapa netizen, seperti yang diungkapkan oleh @diditsudiatman, juga menjadi bahan pertimbangan bagi Rumah Sakit Otista. Ruangan yang adem, ketersediaan kursi yang cukup, dan suasana harum menjadi aspek positif yang perlu dipertahankan dan bahkan ditingkatkan oleh rumah sakit. 

sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30
sumber gambar: Akun tiktok @chareesa30

Cerita ini dapat menjadi pembelajaran bagi dinas terkait serta pihak rumah sakit untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan demi kesejahteraan masyarakat. Evaluasi mendalam terhadap standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Otista sangat penting agar rumah sakit ini dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan memenuhi harapan serta kebutuhan pasien secara menyeluruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun