Mohon tunggu...
Santi Ernawati
Santi Ernawati Mohon Tunggu... Swasta -

Pencinta Sastra/ Utamakan Keluarga/ Travelling/ Business Thinker/ Mahasiswi Ilmu Komunikasi Univ. Mulawarman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[REGIONAL] DAERAH TERISOLIR BANGKIT DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT

17 Mei 2016   10:06 Diperbarui: 17 Mei 2016   19:44 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuang sampah sembarangan masih menjadi masalah sosial yang cukup tinggi dalam masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa penyebab dari pola hidup yang tak bersih dan sehat tersebut menimbulkan masalah lain seperti banjir, demam berdarah, chikunguya, diare dan lain-lain. Belum lagi kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan seperti kegiatan kerja bakti masih jarang dilaksanakan. Setiap manusia sejatinya menyukai hidup sehat, namun bagaimana bisa terwujud jika kesadaran diri masyarakat terbilang minim. Beda halnya pada Loa Kumbar sebuah perkampungan di Kelurahan Loa Buah, 

Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda. Kampung ini merupakan kampung binaan pihak kecamatan sungai kunjang bekerjasama dengan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kota Samarinda, kampung ini dulunya merupakan desa terisolir. Namun sejak adanya peran BAZNAS dan Pembinaan dari Pemerintah, desa ini berubah dari terisolir menjadi kampung binaan. Kampung ini identik dengan masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani pisang. Mereka memiliki lahan kebun pisang di belakang kampung yang jalan akses nya melewati pabrik bekas kayu lapis PT. Wahana Rimba Kencana. Jika melewati akses sungai Mahakam memang tidak dapat terlihat hamparan pohon pisang namun jika menelusur ke kamoung ini lewat jalur darat, maka dapat menjumpai deretan pohion pisang di sisi kiri dan kanan. Akses darat loa kumbar saat ini telah cukup baik dengan semenisasi jalan menuju kampung. 

Walaupun jarak tempuh yang cukup jauh sekitar 45 menit dari Kota Samarinda. Bicara soal lingkungan kampung binaan ini terbilang mendukung program pemerintah kota Samarinda yakni PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Berawal dari peran BEM KM Unmul yang mempelopori Duta Inisiator (Dutor) yang berisi para Mahasiswa beserta Pemuda-Pemudi kampung Loa Kumbar. Mereka bersama-sama berdiskusi dan membuka pola pikir masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. 

Kampung Loa Kumbar juga turut menjadi perhatian Walikota Samarinda Bapak H. Syaharie Jaang, mengingat kampung dengan satu Rukun Tetangga yakni RT. 19 dan memiliki jumlah penduduk 87 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 300 orang. Program pemerintah yang telah ada diupayakan didesa ini yaitu program Lingkungan yang menjadi program utama. Berdasarkan hasil wawancara kami dengan salah satu tokoh masyarakat kampung loa kumbar Bapak Abdullah pada 02 april 2016 lalu, beliau menyatakan bahwa pola hidup sehat oleh masyarakat menjadi nomor satu sebab dari hidup sehat dapat berpengaruh pada aktivitas masyarakat lainnya seperti bekerja, sekolah dan lain-lain. Aktivitas kerja bakti selalu dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali, hari minggu menjadi hari mereka dalam melaksanakan kegiatan kerja bakti dan peran masyarakat disana yang besar. Mereka anutisias dalam membersihkan lingkungan mereka, tak lupa sampah-sampah dari rumah tangga yang dihasilkan di kampung loa kumbar memiliki TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang terletak di belakang bekas pabrik sehingga jauh dari jangkauan anak-anak yang bermain setiap sore. 

Ketika itu terlihat muda-mudi kampung aktif dalam kegiatan kerja bakti dengan membuat papan tulisan yang berisi ajakan seperti “Jagalah Kebersihan” yang diletakan tepat dengan tempat sampah. Sehingga memberikan kesadaran pada masyarakat. Para muda-mudi kampung dituntut kreatif dan punya inisiatif dalam mengembangkan desa mereka sehingga terhindar dari bahaya laten penggunaan narkoba yang marak saat ini terjadi di Kota Samarinda. Meskipun sulit membangun kepedulian, tapi mereka tetap gigih dalam merubah pola pikir masyarakat kampung. Alhasil berangsur-angsur masyrakat pun ikut sadar akan hal hidup bersih dan sehat.  Perilaku hidup bersih dan sehat juga ditanamkan sejak dini kepada anak-anak yang bersekolah TK maupun SD Filial, walaupun berstatus sekolah fillial atau sekolah cabang satu-satunya dikampung tersebut namun Sekolah Dasar ini gencar mengajarkan para siswa-siswi untuk menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya setiap hari dan tiap anak wajib mengumpulkan 20 buah sampah untuk dibuang sesuai tempat yang berada di sekitaran halaman maupun yang ada didalam kelas setiap pulang sekolah. Hal ini tentu menjadi pendukung sukses nya program Pemerintah Kota Samarinda serta peran seluruh aspek masyarakat soal lingkungan di kampung yang terkenal dengan seribu pisang ini. Kampung yang sehat sudah pasti menghasilkan generasi yang cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun