Mohon tunggu...
santi diwyarthi
santi diwyarthi Mohon Tunggu... Dosen - Wanita adalah bunga, indahnya dunia, tiang penjaga damai dunia.....
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a wife, a mother, a worker....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pameran Perupa, Wanita, Kartini, "Myth and Women"

8 Juni 2019   22:49 Diperbarui: 8 Juni 2019   23:20 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa jadinya bila enam perupa wanita menghasilkan sederet karya, lalu menyajikan nya dengan sepenuh cinta, bagi para penikmat seni dan budaya, di Monkey Forest Gallery Ubud ?

Gaung Pesta Hari Lahirnya Kartini belumlah usai, tanggal 21 April 2019 bangsa Indonesia menyatakan telah 140 tahun berlalu semenjak Kartini menjadi tonggak lahirnya emansipasi kaum wanita Indonesia dalam upaya berkiprah bagi Negara. Dan, bagai tak hendak surut dari upaya ikut berperan serta pula, enam perupa wanita menyajikan beragam karya nya.

"Kami hadir dengan membawa beragam hasil seni, memperlihatkan eksistensi di bidang seni, sebagai seniman wanita, yang turut andil dalam upaya pengembangan jati diri kaum wanita, juga tenaga penggerak bagi banyak wanita lain untuk terus berkarya", ujar Satya Cipta mewakili rekan-rekan perupa wanita nya.

dokpri
dokpri
Mengapa memilih Monkey Forest Gallery ? Ubud adalah salah satu destinasi wisata dunia. Mereka ingin memperlihatkan bahwa wanita perupa bisa tampil ber pameran disini dengan kualitas karya terbaik pula. Ini menjadi ajang pembuktian jati diri masuk dalam kancah dunia.

dokpri
dokpri
Ada Satya Cipta, Vony Dewi, Jero Candra KK, Suryani, Mona Palma, hingga IGA Ratih Aptiwidyari. "Kami dari berbagai penjuru nusantara, dengan beragam profesi, tingkat pengalaman serta pendidikan yang dimiliki, ingin memperlihatkan bahwa wanita juga bisa ber kolaborasi, menjalin diskusi dan bersatu menyajikan hasil karya di sini, untuk dinikmati, diamati serta dikritisi", ujar Mona Palma dengan bersemangat mengatakan begitu antusias nya mengikuti pameran kali ini dengan membawa berbagai hasil karyanya.

dokpri
dokpri
Di kuratori oleh Ketut Budiana dan dibuka oleh JMK Pande Wayan Suteja Neka pada Hari Jum'at, 26 April 2019 di Monkey Forest Gallery, Pameran "Myth & Women" oleh enam perupa wanita berlangsung hingga 26 Mei 2019. "Saya ingin memperlihatkan bahwa banyak kearifan lokal yang tumbuh sejak dahulu kala dari jaman nenek moyang, dan tetap relevan dengan konteks kekinian bagi dinamika masyarakat dalam konteks dunia global", ujar IGA Ratih Aptiwidyari yang kemudian memberikan penjelasan tentang beberapa hasil karyanya.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Salah satu pengunjung, Scott Bauer, mengakui bahwa kini peranan kaum wanita, termasuk perupa wanita, sungguh hebat. Dia juga hadir untuk menikmati dan mengakui kematangan karya perupa wanita pada pameran kali ini. Dia juga mengakui bahwa kolaborasi merupakan suatu hal yang mutlak dalam mencapai hasil maksimal, bagi siapapun, untuk mereka yang bergerak di dalam dunia pariwisata, seni dan budaya, memperluas wawasan pergaulan, saling bertukar informasi dan memahami perkembangan dunia teknologi yang terbarukan, melebarkan jaringan perekonomian, dan berbagai hal lainnya....

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Dan, lihatlah bagaimana riwayat Pedanda Baka terwujud dalam karya feminis di tangan penciptanya, betapa, persepsi perupa Suryani menguraikan sosok ibu dalam hasil karyanya, Mona Palma menggambarkan lekuk artistik disetiap hasil karyanya, Satya Cipta menampilkan guratan seni indah dalam nuansa dominan hitam dan putih, Jero Candra yang menyajikan sosok keluguan di setiap guratan lukisan pemandangan yang dihasilkan. Para perupa wanita ini memiliki kelas nya masing-masing. Mereka sama namun tak serupa, mereka serupa namun tidak lah sama. Namun satu yang nyata, mereka mampu menyajikan hasil karya yang indah untuk dinikmati bersama.....

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun