Ada pula saat dimana kami berkumpul bersama keluarga setelah disibukkan urusan administrasi dan berbagai kesibukan lain, kami menikmati hidangan berupa Kwetiaw, Nasi Hainan dan air rebusan tahu.
Kwetiaw adalah mi tipis putih berukuran selebar jari tangan, yang diolah, baik dengan cara direbus atau digoreng, bias juga dengan menambahkan berbagai jenis daging dan sayuran. Nasi Hainan dikenal dengan siraman kaldu daging. Nasi yang telah ditata dengan berbagai pelengkap, seperti daging, irisan caisim, timun, kemudian disiram kuah kaldu.
Tidak lengkap rasanya bila tidak mencicipi kuliner berupa aneka jajanan khas kota Pontianak. Ada kue lapis aneka warna dan aneka rasa, ada kue lumpur, kue keranjang atau dikenal pula dengan kue bulan, pie susu. Well, mungkin saja hidangan aneka jajanan ini sama pula dengan daerah lainnya. Namun tentu berbeda, karena kunikmati di kota Pontianak, bersama anggota keluarga, sambil merasakan atmosfir kota yang begitu akrab denganku selama bertahun tahun melewati masa kecil hingga remaja di kota ini.
Memang benar pepatah yang mengatakan, cinta bisa hadir lewat hidangan yang kemudian kita makan, meresap melalui susunan syaraf dalam tubuh, membuat kita bernafsu menikmati hidangan. Inilah cinta yang hadir lewat perut, merasuk ke hati, mengalir lembut ke seluruh organ tubuh kita, hingga tak bisa terlupa, membuat rindu untuk selalu mengulanginya kembali.....
Kerinduan ini akan selalu ada. Entah dimana pun aku berada, akan selalu kurindukan kota Pontianak. Sebagian dari belahan  jiwaku ada di sini, aku memiliki garis keturunan berdarah Kalimantan dari ibuku. Tak kan pernah kulupakan sejarah, akan tetap kuhargai leluhur, kerabat, para sahabat, dan sekaligus juga budaya yang melingkupi kami semua.....
Lihat Humaniora Selengkapnya