Mohon tunggu...
santi diwyarthi
santi diwyarthi Mohon Tunggu... Dosen - Wanita adalah bunga, indahnya dunia, tiang penjaga damai dunia.....
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a wife, a mother, a worker....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Ibu, Pameran Lukisan, Keris, dan Museum Neka

29 Desember 2018   17:40 Diperbarui: 29 Desember 2018   17:58 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertiwi yang dikenal sebagai "Dhra, Dharti" merupakan salah satu dari Shakti nya Dewa Wisnu. Beliau merupakan bagian yang membawa, menyediakan, melengkapi kebutuhan keluarga. Bersama-sama dengan Dewi Lakshmi, juga Shakti nya Dewa Wisnu, yang merawat, menjaga keutuhan juga persatuan umat manusia.

Dan di dalam Hindu, kami berdoa bagi Pertiwi, menghormati dan menghargai Dewi Pertiwi sebagai perlambang atau simbol perempuan yang telah memberikan kehidupan, menjaga kelangsungan di permukaan bumi.

dokpri
dokpri
Di Indonesia, pemerintah menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Dan perayaan ini diperingati dengan berbagai cara di seluruh pelosok Indonesia.

Jauh sebelum penetapan Hari Ibu, beragam suku di Indonesia telah menghargai spirit atau energy dari alam dan kekuatan dari bumi. Beragam suku di Indonesia ini mempersonifikasikan alam sebagai Ibu yang memberikan kehidupan, dan juga Dewi yang menjaga alam dan lingkungan bagi berbagai suku di Indonesia. Hindu memberikan sumbangsih besar dengan konsep Dewi Pertiwi (Goddess Pertiwi) juga Ibu Bumi (Mother Earth), sehingga kemudian lahir konsep Dewi Pertiwi atau Dewi Bumi.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Pameran kali ini merupakan suatu bentuk pemuliaan Perempuan terkait dengan Hari Ibu. Ke tiga belas seniman turut berperan serta dalam 31 karya seni lukis mereka yang ber tutur tentang perempuan. Pameran kali ini pula bertepatan dengan Hari Purnama, hari baik dalam agama Hindu, diberikan keris bagi Pande Made Sutawan. Pande Made Sutawan adalah seorang yang berkecimpung dalam dunia pariwisata dan perhotelan, khususnya sebagai GM Hotel Royal Pitamaha di Ubud.

Namun ketertarikannya, ketulusikhlasan menghaturkan ngayah di pura, dalam berbagai kegiatan upacara keagamaan, membuat JMK Pande Wayan Suteja Neka memberi hadiah sebuah keris khusus.

16-5c274e1112ae94416b48a932.jpg
16-5c274e1112ae94416b48a932.jpg
13-5c274dd8ab12ae4c2905bb12.jpg
13-5c274dd8ab12ae4c2905bb12.jpg
"Sudah semenjak lama, Iwa (uwak / sebutan bagi paman) meminta saya datang dan memilih keris untuk digunakan sebagai sarana ngayah di pura. Namun saya tidak berani, belum tergugah untuk datang terkait urusan perkerisan ini. Entah mengapa kini saya begitu ingin datang, dan ternyata hari baik, yakni Purnama" Ujar Pande Made Sutawan.

Energi Alam memang sungguh tidak bisa terduga, tidak bisa dipungkiri atau disangkal. Pasrah dan tulus ikhlas dalam pengabdian, khususnya terkait dengan upacara keagamaan atau spiritual, akan menghantar kita pada berkah dari Ibu Pertiwi, anugerah Tuhan. Dan hal ini terwujud pada keris yang diberikan seorang Jejeneng Mpu Keris, Pande Wayan Suteja Neka, pada salah satu warga Pande yang berkarya dalam beragam bidang termasuk spiritual dan religi keagamaan, Pande Made Sutawan.

"Saya sengaja memberikan keris ini bertepatan dengan Hari Ibu, sebagai simbol bahwa Ibu Pertiwi akan senantiasa memberkati setiap jejak langkah Pande Made Sutawan, untuk selalu berkarya pada berbagai aspek kehidupan. Keris ini sebagai perlambang anugerah Tuhan, dari seorang Pande, Jejeneng Mpu Keris, kepada warga Pande, agar selalu menegakkan kehormatan seperti sebagaimana tersirat pada filosofi keris ini. Ujar JMK Pande Wayan Suteja Neka.

14-5c274e05ab12ae5b0421d035.jpg
14-5c274e05ab12ae5b0421d035.jpg
"Bertepatan dengan Hari Ibu, saya juga memberikan keris ini bagi keluarga ibu Santi, yang sudah beberapa kali menulis tentang Gianyar, Ubud, Museum Neka dan Pameran Lukisan di dalamnya. Perempuan penulis diharapkan bisa menghasilkan karya tulis yang sanggup mencerahkan banyak orang, memotivasi orang lain untuk turut berkarya, menggerakkan kreativitas bagi pembacanya dan orang lain di sekelilingnya. Kayu sulaiman adalah kayu perlambang kesaktian. Namun kesaktian yang dimaksud disini adalah bahwa dengan hasil karya kita bisa memberikan banyak kesaktian bagi orang lain untuk terus berkarya pula secara positif. Kritikan tidak harus membuat kita patah semangat dan mundur, menarik diri". Tutur JMK Pande Wayan Suteja Neka disaat menyampaikan keris tersebut.

17-5c274e2dbde575090f7d0894.jpg
17-5c274e2dbde575090f7d0894.jpg
Pemberian keris terkait Hari Ibu, Hari Bumi Pertiwi, karena, "Keris ini adalah perlambang perjuangan memahami budaya nusantara, mengembangkan dan menghargai warisan luhur nenek moyang. Maka saya sampaikan bertepatan dengan Hari Ibu, di saat Pameran Lukisan terkait Hari Ibu, bagi seorang ibu, yakni ibu Santi, dan juga Pande, yang akhirnya tergugah memiliki keris yang akan dipergunakan untuk ngayah bagi pertiwi" Ujar Pande Wayan Suteja Neka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun