Mohon tunggu...
santi diwyarthi
santi diwyarthi Mohon Tunggu... Dosen - Wanita adalah bunga, indahnya dunia, tiang penjaga damai dunia.....
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a wife, a mother, a worker....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mecaru Me Rsi Ghana, Ngiring Ida Ratu Peranda, Anggara Kasih Tambir, 21 Mei 2013, Denpasar-Klungkung-Buleleng-Denpasar

26 Mei 2013   18:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:59 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba pukul 5 pagi, kami takjub, ternyata Ida Ratu Peranda sudah bersiap diri, dan sedang melantunkan puja di Merajan. Hmmm, sepagi ini sudah memulai nyadnya beliau di jalan Dharma. Pukul 5.30, kami kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini bergerak menuju Buleleng. Aku bersama ipar, Ni Wayan Arsini, yang bertugas di Dinas Koperasi Propinsi Bali, duduk di kursi bagian belakang mobil, bertugas memegang dulang-dulang  berisi sengku, mahkota bagi sang ratu peranda, dan juga perlengkapan puja Beliau. Suamiku duduk di kursi tengah mobil, sambil memangku kotak perlengkapan busana Ida Ratu Peranda,  bersama ponakan, Putu Diah Septia Rini, dan juga sang mangku dari desa Nyalian.

Bergerak menembus jalan raya Denpasar Gilimanuk, kami tiba di desa Kerambitan. Antrian panjang kendaraan menjadi pertanda bahwa telah terjadi kecelakaan. Hmmm, arah laju mobil kami dibelokkan ke selatan, menyusuri jalan pedesaan dan persawahan Kerambitan, sesekali berpapasan dengan truk dan bis, berputar sejauh 10 km, dengan waktu tempuh bertambah lama 1 jam. Akhirnya kami tiba di jalan raya Meliling. Terlihat bahwa kemacetan terjadi hingga berkilo-kilo meter setelah Meliling. Dheuh, smoga segera lancar kembali segala arus lalu lintas ini. Keluarga di Sepang sudah berkali menelpon via mobile phone.... Namun apa daya, ini sungguh di luar perkiraan. Kami melanjutkan perjalanan ke arah Gilimanuk, dan, di desa Bading Kayu, kami berbelok ke Utara, menembus Hutan Yeh Leh Yeh Lebah. Jalanan berkerikil, berlubang, berkelok dan tanjakan serta turunan terjal terkadang menyapa kami. Namun, inilah situasi dan kondisi kehidupan, yang terkadang tidak selalu mulus, tidak seindah harapan dan impian kita. Tiba di Dapdap Putih, kami tidak bisa melewati jalan menuju ke Asah Badung, karena jalan yang sungguh rusak parah. Kami menuju ke Pucak Sari, melewati Dayang, dan daerah hutan, sebelum kemudian tiba di Sepang Kaja, lalu berikut Sepang Kelod. Pukul 10.30, kami tiba di depan sang empunya karya. Seluruh anggota keluarga menyambut gembira karena akhirnya kami telah tiba di kampung. Tidak ada waktu untuk bersantai, kami langsung bersiap dengan upacara Mecaru me Rsi Ghana. Berawal dari rangkaian Upasaksi, beberapa perwakilan dari anggota keluarga, Kelian Desa, Kelian Adat, Pemangku, duduk bersama, memulai dengan doa singkat, menjelaskan maksud terselenggaranya upacara Meresi Gana, dan makan bersama. Beragam simbol upacara dan upakara yang dipergunakan dalam karya Mecaru me Rsi Ghana di rumah Bli Nengah Puja, di Dusun Asah badung, Desa Sepang Kelod, Kec. Busungbiu, Kab. Buleleng.

Kemudian dilanjutkan dengan rangkaian upacara dan upakara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun