Bli Nengah Puja melangsungkan karya, Mecaru me Rsi Ghana, pada Anggara Kasih Tambir, Kajeng Kliwon, hari Selasa, 21 Mei 2013. Kami masih memiliki hubungan keluarga jauh, dari pihak suamiku, sesama sanggah dadia Jero Gede Tanjung, Soroh Sri Nararya Krisna Kepakisan, di Dusun Kapit, Desa Nyalian, Kec. Banjarangkan, Kab. Klungkung. Dan sama-sama sudah merantau ke Dusun Asah Badung, Desa Sepang Kelod, Kec. Busungbiu, Kab. Buleleng.
Beliau sekeluarga melangsungkan upacara Mecaru me Rsi Ghana karena sudah tuntas melangsungkan upacara ngaben ayahanda tercinta beberapa bulan lalu. Dan, kami, aku juga suami, beserta iparku, bertugas ngiring Ida Ratu Peranda dari Gria Gede di Nyalian, Klungkung, menuju Sepang Kelod di Buleleng, dan kembali ke Klungkung.
http://idabagusbajra.blogspot.com/ menjelaskan bahwa Mecaru me Rsi Ghana, terdiri atas : Rsi Ghana Alit dimana masa perlindungannya 6 bulan, dan Rsi Ghana Agung dimana masa perlindungannya 6 tahun. Digunakan bila didalam satu pekarangan mengalami: Salah satu keluarga mengalami salah pati atau ngulah pati, Salah satu bangunan disambar petir, Kemasukan orang gila, Bangunannya kejatuhan pohon besar hingga cacat, Kebanjiran atau dihanyutkan banjir besar,Menjadi tempat orang mengamuk, perang, berkelahi,Kebakaran, Kemasukan binatang besar, Kemasukan bhuta kala, Suasana keluarga memanas dan keruh.
Sebenarnya aku sudah dapat pulang, mengunjungi mereka di desa Sepang Kelod, pada hari Sabtu, 19 Mei 2013. Kubawa dua bolu kukus besar dan empat kg buah sebagai buah tangan. Juga kusempatkan membantu mejejaitan sejenak di sana.
Dan, kini, kami bersiap melaksanakan tugas, ngiring Ida Ratu Peranda, yang berkenan lunga, muput karya Mecaru me Rsi Ghana, di Sepang Kelod, di rumah Bli Nengah Puja, pada Hari Selasa, 21 Mei 2013.
Jarak jauh yang harus kami tempuh, membuat kami harus mengatur waktu seketat mungkin. Time & Motion Management di perlukan. Pukul 3 pagi dini hari, aku dan suami telah mandi dan bergerak menuju ke Jalan Antasura. Motor kami bergerak perlahan menembus hawa dingin pagi dini hari. Anak-anakku masih terlelap dalam tidurnya, namun lauk pauk sudah selesai ku olah, dan terhidang di dapur. Pakaian seragam anak2 sudah tersedia di atas kursi. Simbok akan tiba pukul 7 pagi.
Tiba di rumah ipar di jalan Antasura, putra bungsu mereka, Kadek Dika, masih terlelap ditemani ponakan, Nengah Merti. Pukul 4 pagi, bersama mobil suzuki kijang, aku dan suamiku, iparku, Nyoman Sumadi dan Ni Wayan Arsini, juga ponakan, Putu Diah Septia Rini, bergerak ke Griya Gede di Desa Nyalian, Klungkung.Jalanan sepi dan sesekali para pelintas pagi kami temui sepanjang jalan.