Mohon tunggu...
santi diwyarthi
santi diwyarthi Mohon Tunggu... Dosen - Wanita adalah bunga, indahnya dunia, tiang penjaga damai dunia.....
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a wife, a mother, a worker....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Raya Saraswati dan Sang Guru: Pande Wayan Suteja Neka (4)

21 Oktober 2014   23:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:13 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Saniscara Umanis Wuku Watu Gunung, sebagai Hari Raya Piodalan Sang Hyang Saraswati, adalah sebagai hari pemujaan terhadap ilmu pengetahuan bagi umat Hindu. Ilmu Pengetahuan merupakan jalan melangkah dalam kehidupan untuk menjadi semakin dewasa dan bijak. Ilmu pengetahuan yang digunakan bagi seluas-luasnya kepentingan mahluk hidup, kesejahteraan setiap umat di dunia. “Siapa lagi yang akan menghargai budaya kita bila tidak kita sendiri?” Ujar Sang Guru suatu waktu. Hanya bangsa besar yang mampu mengakui, menghargai, merawat dan mengembangkan budaya leluhurnya. Ilmu pengetahuan akan saling melengkapi keberadaan budaya kita. Semakin tinggi ilmu pengetahuan yang dibarengi dengan semakin tinggi moral dan etika budaya, akan membantu bangsa dan Negara berkembang dengan semakin baik. Bangsa yang hanya mengutamakan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan tanpa dibarengi penghargaan terhadap budayanya, bagaikan bangsa yang tidak bermartabat, tidak memiliki pegangan dan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegaranya. Ah Guru….. Sungguh, kami membutuhkan bimbingan dan tuntunan mu selalu, belajar untuk menjadi manusia-manusia bijak, yang menggunakan segenap pengetahuan kami, demi kemuliaan budaya bangsa ini…… Terharu aku membaca dan merenungi surat beliau terkini yang kuterima…..

“Ibu Santi yang baik, Petinget Tumpek Landep yg jatuh pada Hari ini, 18 Okt. 2014, sudah dirayakan sejak 15 s.d. 17 Okt. 2014, dengan pameran : Keris Pusaka Nusantara, di ruang pameran  temporer Museum Bali, Denpasar. Yang dibuka oleh bp. Wali Kota Denpasar. Saya pemilik Museum Neka hadir dalam kesempatan itu. Juga diluncurkan buku Jelajah Keris Bali seri - 2 : Proses Kreatif dalam dalam Pembuatan dan Perawatan. Buku seri- 1 sudah diluncurkan tahun lalu. Juga di Neka Art  Museum dalam rangka Writter and Reader Festival yang juga ada mengambil tempat  di wantilan Neka Art Museum diluncurkan buku Understanding Balinese Keris : An Insider's Perspective by Pande Wayan Suteja Neka, translated and edited by Garrett Kam. Ketiga buku diatas saya siapkan untuk melengkapi koleksi buku ibu Santi. Datanglah bersama bapak Wayan, dan kita akan diskusi panjang lebar tentang budaya. Salam Seni dan Budaya !!!”. ”.
Aku terharu……… Spechless…….. Seorang Guru, mengetahui sejauh kebijakan ilmu pengetahuan. Dan aku tertatih, berusaha meraih mimpiku, menjadi seorang guru, yang patut ditiru dan digugu…… setidaknya, menjadi pribadi yang bermutu……

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun