Mohon tunggu...
Santi Titik Lestari
Santi Titik Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Mari menulis!!

Menulis untuk mengawetkan ide dan berbagi ....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Daycare, Tak Sebatas Menitipkan Anak!

11 Juni 2022   09:06 Diperbarui: 13 Juni 2022   21:00 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menitipkan balita. (sumber: Thinkstock via kompas.com)

Menitipkan anak bukanlah hal sederhana. Ini tidak hanya memindahkan anak dari rumah ke Daycare. Perlu kebulatan hati dari orang tua untuk bersama-sama mengambil keputusan ini dan memberi pengertian kepada anak. 

Kebulatan hati juga terkait dengan bagaimana orang tua dan anak akan bersama-sama melengkapi dalam menghadapi setiap "riak-riak" kecil yang kemungkinan muncul ketika anak sedang beradaptasi dengan kondisi baru ini.

2. Kesiapan anak

Jangan menitipkan anak secara tiba-tiba. Anak bisa diajak ngobrol (berapapun usianya dan dengan cara yang kita bisa) dengan penuh kasih. 

Memberi pengertian di awal kepada anak akan membuat anak lebih siap meski kebanyakan akan tetap terasa berat atau bahkan tidak mau. 

Namun, semua butuh proses dan orang tua harus punya tekad yang kuat untuk melepas anak ke asuhan bunda-bunda di Daycare. Karena tidak jarang, hari pertama anak di Daycare, orang tua gelisahnya minta ampun dan ini bisa membuat anak juga ikut gelisah. 

Kalau sudah seperti ini, bunda Daycare akan kesulitan mengasuh karena anak selalu rewel dan menangis. Jadi, orang tua harus punya tekad yang kuat dan percaya bahwa anak akan baik-baik sehingga anak juga bisa siap dan senang. 

3. Kebutuhan anak

Meski anak sudah di Daycare, orang tua jangan luntur dalam memberi kasih. Lebih dari setengah hari tidak bertemu, sebaiknya orang tua selalu memberikan kecupan, pelukan, sambutan, dan senyum ketika menjemput anak di Daycare. 

Jangan karena lelah bekerja, lalu ketika menjemput anak, raut muka kita cemberut, tidak senyum, bahkan memaksa anak untuk segera pulang padahal saat itu dia sedang menyelesaikan permainan dengan temannya. 

4. Cara pandang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun