Banyak yang berawal dari basa-basi untuk bisa mengenal seseorang lebih dalam. Banyak yang berawal dari basa-basi untuk bisa menyiasati. Dari sini, sepertinya basa-basi itu menarik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salah satu definis dari "basa-basi" adalah ungkapan yang digunakan hanya untuk sopan santun dan tidak untuk menyampaikan informasi.Â
Iya sih, penulis setuju dengan definisi ini. Basa-basi memang kesannya terlihat sopan dan biasanya dilakukan dengan sikap yang santun. Tidak ada orang basa-basi sambil bentak-bentak.
Terkadang, basa-basi memiliki manfaat lain, yaitu menghilangkan grogi. Pernah suatu ketika penulis menghadiri suatu diskusi yang diadakan di komunitas sastra. Karena baru pertama kali datang dan tidak ada seorang pun yang saat itu dikenal, ya sudah ... jurus basa-basi pun keluar.Â
Berawal dari pertanyaan-pertanyaan ringan dan sederhana, bahkan kadang sebenarnya sudah tahu jawabannya, tetapi toh tetap ditanyakan juga. Yah, namanya juga usaha, untuk tidak grogi dan setidaknya berusaha menguasai keadaan.
1. Punya tujuan.
Jangan asal tubruklah. Grogi ya grogi, tetapi jangan asal "nylemong" (asal ngomong). Pikirkan tujuan ketika kita akan melakukan basa-basi. Ya setidaknya kita berharap bisa mengenal orang lain. Kalau basa-basi dilakukan untuk mengurangi grogi atau kecemasan, ya lakukanlah senatural mungkin.
2. Berpikir kritis.
Yang namanya basa-basi pasti pertanyaan A akan dijawab dengan sesuai A tersebut. Jangan berharap lebih untuk bisa mendapatkan informasi yang lengkap. Basa-basi itu sifatnya seperlunya, sekenanya.Â
Kalau dituntut lebih, namanya bukan basa-basi, tetapi diskusi ... hehe. Nah, dalam melakukan basa-basi, kita perlu berpikir kritis. Ketika sudah diberi jawaban, kita harus bisa merespons dengan kritis.Â