Mohon tunggu...
Santi Titik Lestari
Santi Titik Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Mari menulis!!

Menulis untuk mengawetkan ide dan berbagi ....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengenali Negaholic

15 September 2019   00:00 Diperbarui: 15 September 2019   00:22 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
negaholic (psychicjessicac.com)

Bagaimana Menolong Seorang Negaholic?

Tidak mudah berelasi dengan seorang negaholic. Bisa diibaratkan kita harus punya hati seluas samudra dan telinga yang tahan mendengar berbagai keluhan dan kata-kata negatif. Kemungkinan besar, kebanyakan dari kita tidak terlalu memusingkan diri dengan istilah negaholic ini. Hanya, ketika kita berelasi dengan orang-orang tertentu, kita seringnya bisa merasakan bahwa kehadiran orang-orang semacam ini menyebalkan, tidak bisa melihat dari sisi yang baik, cenderung suka menyalahkan, dan jarang sekali memberi kontribusi yang positif. Jika memang kita punya rekan yang termasuk dalam tipe ini, jangan dihindari dan langsung memutuskan relasi, tetapi berusahalah untuk menolong mereka juga. Tidak mudah memang menolong seorang negaholic. Bisa jadi, kita akan sering sakit hati dan menjadi marah kepadanya karena rasa tidak tahan. Padahal, belum tentu juga seorang negaholic menyadari bahwa dia telah menyakiti atau membuat kita marah.

Saya pernah mempunyai teman bertipe negaholic. Keinginan untuk terus menghindarinya dan menganggapnya tidak ada lebih besar dibandingkan keinginan untuk mendengarkan dia, apa lagi menolongnya. Namun, ketika pada suatu peristiwa saya harus berurusan langsung dengannya, saya mencoba untuk membangun percakapan dengannya secara intens. Memang, banyak hal negatif dan pesimis mewarnai percakapannya, ditambah lagi luapan perasaan amarah (yang saat itu masih tertahan) ketika dia harus dipersalahkan atau dipojokkan. Meskipun percakapan terkesan tidak menyenangkan, tetapi saya punya pengalaman berharga ketika melihat sorot matanya, serasa ada banyak hal terpendam di sana. Saya mencoba mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan hal-hal yang ringan, sepele, dan terkesan menyenangkan dia (menurut pertimbangan saya). Dia mulai menjawab dengan terbata-bata dan mulai muncul sedikit demi sedikit pengalaman tak menyenangkan yang pernah dia alami. Saya mendapati bahwa terkadang ketika berhadapan dengan orang-orang sulit semacam ini, kita perlu kreatif dalam mengamati dan merespons mereka. Menyelesaikan masalah tidaklah selalu menjadi poin utama dalam percakapan, tetapi mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya justru akan sangat menolong kita melihat berbagai sisi dengan lebih arif.

Seorang negaholic perlu ditolong sekalipun sering kali dia merasa baik-baik saja dengan kehidupannya. Hanya, kita perlu hikmat dan kepekaan supaya bisa menolongnya dengan tepat. Jika ternyata kita tidak mampu menolongnya, ya tidak perlu dipaksa. Kita bisa mengarahkan mereka kepada konselor supaya bisa ditangani dengan lebih baik. Dan, jika kita sendiri termasuk seorang negaholic (semoga kita menyadarinya), jangan menutup diri ketika ada orang lain ingin berelasi dan membantu kita. Setidaknya, ingatlah bahwa kita tidak bisa hidup sendirian di dunia ini. Seorang negaholic pun tetap membutuhkan perhatian dari orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun