Mohon tunggu...
Lyfe

3 Agensi Besar K-Pop dan Hubungannya dengan Strategi Intervensi BK

21 Maret 2019   18:31 Diperbarui: 21 Maret 2019   18:34 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hal ini hampir sama dengan strategi yang dilakukan oleh konselor dalam membantu menangani dan memecahkan masalah klien. Sebelumnya, ada baiknya kita mengetahui 3 komponen untuk menunjang strategi konseling demi mewujudkan klien untuk mencapai tujuannya.

Pertama, adalah perlunya menyeleksi strategi. Dalam hal ini konselor perlu untuk menguasai P2K yaitu, Pemahaman, tingkat Pengalaman, dan Kompetensi. 

Terdapat point yang dikemukakan oleh Hosfort dan De Visser bahwa "tidak ada cara yang sempurna untuk memahami masalah klien. Jadi, tidak ada strategi tunggal dan sempurna yang cocok untuk semua situasi. 

Perbedaan tekhnik akan bekerja secara berbeda untuk individu yang berbeda, untuk masalah yang berbeda, dan untuk tujuan yang berbeda". Jika dalam per-Kpop-an, hal ini sama seperti pada saat talent audisi hingga debut di suatu agensi, maksudnya agensi dan klien harus sama sama sepakat tentang hal hal atau strategi apa saja yang ingin mereka lakukan pada saat debut nanti. 

Jadi, konselor yang berpengalaman memilih untuk membicarakan terlebih dahulu dengan kliennya mengenai strategi apa yang akan mereka terapkan untuk mencapai tujuan tujuan yang diinginkan oleh klien.

Kedua, bagaimana untuk mengimplementasikan strategi. Dalam mengimplementasikan strategi ini dipengaruhi oleh 3 faktor seperti : rangkaian strategi, alasan mengapa strategi tersebut dilakukan, serta pengajaran sebuah strategi. Setelah sebelumnya konselor mendiskusikan dan memberitahu klien tentang strategi apa yang ingin mereka gunakan. 

Selanjutnya, konselor perlu untuk mengemukakan mengapa strategi tersebut dipilih agar klien merasa nyaman dan yakin. Karena sejatinya strategi tidak akan langsung menjawab atau memecahkan sebuah masalah melainkan harus melakukannya secara berangsur angsur sesuai urutan atau rangkaian dalam strategi itu sendiri.

Ketiga, perlunya untuk mengevaluasi strategi. Disini klien dan konselor harus bekerja sama apakah strategi yang selama ini digunakan sudah berjalan dengan baik atau belum. 

Konselor juga bisa mengevaluasi dari pihak pihak terdekat yang ada dilingkungan klien. Untuk selanjutnya diambil keputusan apakah strategi yang digunakan akan dilanjutkan atau diganti dengan yang lebih matang. 

Nah, berbeda dari tujuan konselor yang mana untuk membantu memecahkan masalah klien. Agensi artis akan langsung mengambil tindakan dengan pemberhentian kontrak jika strategi yang dijalankannya dilanggar atau tidak dipatuhi oleh artis yang mereka debutkan.

Selanjutnya, dalam menjalani strateginya konselor juga melakukan intervensi konseling terhadap klien seperti melakukan strategi modeling sosial seperti memberi contoh langsung menggunakan objek yang bisa membuat klien meniru kebiasaan model tersebut untuk berubah menjadi lebih baik karena pada dasarnya manusia akan cenderung melihat kemudian meniru apa yang dilihatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun