Mohon tunggu...
Santi Mulawarman
Santi Mulawarman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Orang yang paling miskin bukanlah orang yang tak memiliki uang tapi orang yang tak memiliki visi (Africa's Proverb)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sarjana-nya Kamu Pake Uang Keluarga Atut juga

5 Oktober 2013   04:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:59 5869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masa kita memilih orang lain yang tak kita kenal, sementara sarjananya kamu saja pake uangnya keluarga Atut"!

"Ingat waktu ibu kita sakit parah, siapa yang membantu membeli obat dan biaya rumah sakit, kalau bukan keluarga Atut"

Itu di antara beberapa pernyataan yang sering terdengar di kalangan rakyat/ warga Banten kelas bawah, yang kehidupannya banyak dibantu oleh keluarga Atut. Rakyat tak mengerti apa-apa, mereka hanya paham bahwa kebaikan memang harus dibalas kebaikan selagi mampu. Tak ada salahnya untuk 'mencoblos nama Ratu Atut ' di pemilihan gubernur lalu. Suatu pertolongan yang sangat mudah dilakukan, tak perlu pake tenaga dan uang.

Rakyat kecil punya hati yang sederhana, selalu berprasangka baik, Jika ayahnya baik, yah...mudah-mudahan anak dan keturunannya pun akan menjamin kesehatan dan pendidikan keturunan warga Banten selanjutnya?

"Apakah kami salah dengan memilih Atut dulu?"

Rakyat kecil tak paham masalah politik, apalagi dana- dana besar, APBD dan segala macam. Apalagi Lamborgini dan Ferrari, " Wong di Serang aja masih banyak 'becak'dan banyak 'sado'di Pandeglang". Pemahaman tentang kebutuhan mewah adalah jauh dari pola pikir hidup sederhana mereka yang dilakoninya berpuluh tahun.

Masih banyak warga Banten yang sangat anti kepada Atut, terutama kaum cendekiawan muda, kalau Anda kenal penulis ' Golagong' yang menulis novel 'Balada si Roy', dia merupakan salah satu wargayang gigih menyuarakan ketaksetujuannya terhadap kebijakan Atut atas pembangunan Banten.

Begitu juga pihak kesultanan Banten, yang secara tegas menolak niat Atut melakukan pemugaran dan memperbaharui pagar kompleks pemakaman Sultan Banten di Banten lama. Salah seorang kyai mengatakan

"tak mau makam leluhurnya dibikin bagus sampe miliar - miliar biaya nya dari uang yang tak jelas asalnya. Biarlah begini keadaannya, keturunan kesultanan Banten masih sanggup menjaga warisan leluhur kami tanpa campur tangan pemerintahan Atut".

Mungkin juga biaya pemugaran kompleks pekuburan kesultanan ini sudah dianggarkan tapi karena di tolak oleh pihak kesultanan, ya..sudah deh, dengan senang hati masuk kantong, untuk nambahin beli Ferrari.

Banyak rakyat yang  tak setuju dengan perilaku Atut yang menumpuk harta dan tidak digunakan untuk kepentingan rakyat Banten.Rakyat Banten berkeyakinan kuat bahwa " Tuhan Maha Melihat", yakin perbuatan buruk akan ada ganjarannya baik diperlihatkan semasa hidup maupun ketika mati".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun