Mohon tunggu...
Santi Mulawarman
Santi Mulawarman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Orang yang paling miskin bukanlah orang yang tak memiliki uang tapi orang yang tak memiliki visi (Africa's Proverb)

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Pistol Mainan Bisa Juga Membunuh

19 Oktober 2012   11:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:38 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Salah satu cara otak kita
menyimpan ingatan adalah dengan melakukan pengulangan-pengulangan. Apalagi pada
saat usia balita, mereka merupakan peniru ulung. Jika pemberian stimulus secara
terus menerus menghasilkan respon yang indah, menggembirakan, nikmat maka otak
akan menyimpannya dalam bentuk memori yang indah dan menyenangkan.

Pistol mainan yang banyak dijual
untuk balita ada yang isinya sabun. Ketika di tembakkan yang keluar adalah
balon-balon bening dengan kilasan warna pelangi selintas membayang pada
bulatannya.

Para balita bergembira memainkan
pistol ini, otak mereka merekam hal indah yang di tangkap otak lewat
penglihatan mereka; gelembungnya banyak, warna warni, bisa terbang, kalau di
pegang hilang seperti sihir, di di belika mama papa sebagai hadiah, sama sekali
tidak berbahaya.

Rekaman di otak ini akan diperbaharui
dengan tambahan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral yang dialami balita ini
dalam pertumbuhannya menjadi anak remaja.

Proses pembaharuan yang terjadi
di otak ini berbeda  jumlah dan kecepatannya
pada masing-masing anak.

Ada anak yang menyadari dan bisa
membedakan dengan cepat bahwa ada pistol mainan dan ada pistol sungguhan. Otak
mereka juga merespon dengan cara yang berbeda terhadap dua objek itu. Tetapi
ada juga yang merespon tambahan & proses pembaharuan dengan  sangat lambat,  maka anak remaja itu masih menyimpan memori
lama semasa balita tentang ‘PISTOL’ mainan yang indah, menggembirakan dan sama
sekali tidak berbahaya.

Implikasinya di mungkinkan
anak-anak remaja yang lambat merespon akan merasa senang jika memegang ‘Pistol’.
Sekalipun bukan lagi pistol mainan yang berisi sabun tapi berisi bubuk mesiu
yang di bungkus logam.

Remaja itu menekan pistol berpeluru,
melesat tajam bersama percikan api dan desingan sebelum akhirnya menembus
jantung anak remaja lain yang berseragam sekolah. Dia terkapar bersimbah darah,
meregang, meronta, sebelum akhirnya menghembuskan satu-satunya nafas kehidupan
di dunia.

Remaja itu masih menyimpan
kenangan indahnya tentang balon bening pada pistol yang dia pegang.

Sumber: Discovermagazine.com – Can a Single Neuron Recognize Jennifer Aniston?< ?xml:namespace prefix = o ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:office" />

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun