Mohon tunggu...
Santi Mulawarman
Santi Mulawarman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Orang yang paling miskin bukanlah orang yang tak memiliki uang tapi orang yang tak memiliki visi (Africa's Proverb)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ada Andong Dan Cidomo di Afrika?

7 Oktober 2012   22:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:06 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marakesh merupakan salah satu kota tujuan pariwisata di Negara Maroko, Afrika.

KotaMarakesh menggunakan warna merah bata atau kecoklatan di sebagian besar gedung dan perumahan, sebagai tanda bahwa daerah mereka berada di daerah pegunungan.

Jalan raya di salah satu sudut kota Marakesh. Jalannya bersih sekali. Tidak ada kemacetan terlihat.Perhatikan sepeda motornya.

Nih dia motornya…

13496233621287557678
13496233621287557678

Motornya di goes dulu supaya bisa jalan mesinnya, yah..lumayan buat kesehatan,

ada upaya sedikit untuk menggunakan otot kaki.

1349623558968059564
1349623558968059564

Aha..rupanya inijuga salah satu berkurangnya kendaraan bermotor dijalan raya, sehinggajalan lebih lengang dan udara lebih bersih. Ayo..mas, mbak kita goes juga di jalan Indonesia tercinta kita yuk….

Kendaraan tradisional ini juga masih ada di Marakesh:

Di Yogyakarta namanya Andong, di Lombok disebut Cidomo, di Pandeglang-Banten

di namakan Sado, saya lupa tanya di Marakesh namanya apa ya?

Mungkin Cheval de trait (Bahasa Perancis untuk kereta kuda karena di Marakesh sebagian besar penduduknya berbahasa Perancis)

134962365912235192
134962365912235192

Ayo kita jalan lagi dan melihat Jemma Al-Efna, yang merupakan komplek pertokoan untuk kerajinan khas Maroko.

1349623772817691038
1349623772817691038

Kalau kita bepergian biasanya kita denger pesan-pesan,”Jangan lupa bawakan kami oleh-oleh ya”Baiklah Mba,Mas ini saya bawakan oleh-oleh nya, berupa foto-foto aja ya, biar bisa di bagi ke temen-temen yang lain. Yuk kita lihat sebagian souvenir yangbanyak di jual di pasar besar Jemma Al-Efna.

13496238311821046339
13496238311821046339

1349623877995412041
1349623877995412041

Karpet/ Kilim – harganya, waduuhh selangit deh. Saya tanya harga aja, yang paling atas harganya sekitar 25 juta.

Aduh… mikir-mikir, perlu apa tidak sebetulnya karpet ini, apalagi buat di injak-injak?

Menurutbeberapa kenalan dan juga kolektor karpet yang sudah melancong ke beberapa negara penghasil karpet indah, Maroko merupakan negara dengan termurah untuk membeli karpet dengan kualitas dunia.

Bagi para kolektor,membeli karpet adalah investasi karena harganya akan meningkat, seiring dengan umur karpet. Karena ini kerajinan tangan mereka hanya memproduksi Satu desain untuk satu jenis karpet. Dengar cerita penjualnya sih, katanya seniman Missouni dari Eropa juga membeli karpet disini dan menyimpannya di salah satu galerinya. Tau..deh bener enggaknya….

Dari Marakesh, saya melanjutkan perjalan ke kota berikutnya menggunakan kereta api, tidak sebagus seperti di Eropa, tapi tepat waktu dan bersih.

Ini pintu gerbang stasiun kereta api Marakesh.

13496239682144717843
13496239682144717843

Ini tempat tunggu kereta api.

13496240581658669253
13496240581658669253

Seluruh foto dalam perjalanan milik Santi Mulawarman.

Salam rindu dari semak belukar Afrika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun