Mohon tunggu...
Santhos Wachjoe Prijambodo
Santhos Wachjoe Prijambodo Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNS di Surakarta

Seseorang dengan hobi membaca dan menulis artikel, baik artikel ilmiah maupun artikel non ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mangan, Turu, Ngising

21 Agustus 2024   09:57 Diperbarui: 21 Agustus 2024   10:04 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia memiliki dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, dan tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Kiranya, sangat mustahil manusia bisa hidup sendiri tanpa berinteraksi dengan manusia yang lain, meskipun dalam berbagai film sering digambarkan manusia bisa hidup sendiri di tengah hutan, akan tetapi dalam kenyataannya hal tersebut sangat tidak mungkin terjadi. 

Kita sebagai individu membutuhkan berinteraksi dengan individu yang lain dalam kehidupan sehari-hari, contohnya, untuk memdapatkan keturunan, laki-laki membutuhkan kehadiran wanita, meskipun saat ini ada tekhnologi bayi tabung, akan tetapi setiap orang menginginkan mempunyai anak yang benar-benar dari hasil hubungan antara seorang pria dengan seorang wanita.

Dengan mengamalkan filosofis mangan ini, semoga kita bisa menjadi pribadi yang baik dan selalu bisa berinterksi orang orang lain karena sejatinya dalam kehidupan kita selalu membutuhkan keberadaan orang lain.

  • TURU

Turu bisa kita artikan sebagai upaya mengistirahatkan jiwa dan raga kita setelah penat beraktifitas sehari-hari. Dengan beristirahat tentunya juga kita bisa mengistirahatkan panca indera kita sehingga saat kita terbangun kita kembali segar dan mempunyai semangat baru dalam beraktifitas. 

Semua orang pasti membutuhkan istirahat khususnya setelah bekerja keras, baik bekerja secara fisik maupun secara pikiran, sebab harus diakui bahwa kita sebagai manusia mempunyai banyak keterbatasan, khususnya keterbatasan fisik yang tidak bisa kita gunakan tanpa kita beristirahat.

Akan tetapi secara filosofis, kata turu ini bisa kita artikan sebagai upaya kita menetralisir hal negatif dalam badan dan pikian kita. Kenapa bisa? Sebab, dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti akan dikelilingi oleh hal-hal yang bersifat negatif, baik itu berupa perilaku maupun pikiran. 

Seringkali kita berpikiran bagaimana kita bisa menang bersaing dengan orang lain, bagaimana kita bisa lebih kaya dari orang lain, bagaimana kita bisa lebih sukses dari orang lain dan berbagai hal lainnya. Tentu hal tersebut bisa berimbas dalam perilaku kita, bisa berperilaku secara positif maupun negatif. 

Secara positif tentu kita akan bersaing secara sehat akan tetapi jika dilakukan secara negatif tentu akan muncul perilaku curang, fitnah, hasut dan lain sebagainya.

Dengan filosofis turu inilah kita berusaha untuk bisa berperilaku baik, peduli dengan orang lain dan bersaing secara sehat. Bagaimana caranya? Nenek moyang kita sudah banyak mengajarkan apabila kita ingin mengekang hawa nafsu kita adalah dengan melakukan puasa dan hal ini juga sejalan dengan ajaran agama, yang dalam semua agama mengajarkan puasa untuk bisa mengekang hawa nafsu kita. 

Untuk melatih kita peduli dengan orang lain, bisa dilakukan dengan banyak melakukan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan sebab bukan tidak mungkin dalam harta yang kita miliki ada hak orang lain yang mungkin sengaja atau tidak, masuk ke dalam harta kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun