Mohon tunggu...
Santhos Wachjoe Prijambodo
Santhos Wachjoe Prijambodo Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNS di Surakarta

Seseorang dengan hobi membaca dan menulis artikel, baik artikel ilmiah maupun artikel non ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Kota Purwokerto

8 Juli 2024   11:38 Diperbarui: 8 Juli 2024   11:44 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Di awal tahun 1980an, Purwokerto dipenuhi bangunan dan rumah-rumah tua peninggalan Belanda yang sampai saat itu masih kokoh berdiri meskipun sudah berdiri lebih dari 100 tahun, jelas sangat beda dengan rumah jaman sekarang yang baru satu tahun sudah banyak kerusakan. 

Bahkan, pada sampai awal tahun 1990an, bangunan yang dibangun tahun 1980an masih termasuk bangunan baru. Hal ini disebabkan pada saat itu masih banyak bangunan atau rumah yang dibangun di era Belanda maupun di tahun 1950-1960an yang masih berdiri dengan kokoh dengan konstruksi bangunan yang mungkin akan sulit ditiru oleh developer masa kini yang lebih mengutamankan mendapatkan keuntungan dibandingkan kualitas bangunan yang dibuatnya.

Bagi masyarakat Purwokerto maupun pendatang di tahun 1980an sampai dengan awal 1990an tentu masih ingat dengan Villa Krandji, sebuah rumah dengan konstruksi bangunan Belanda yang terletak di tepi selatan Jalan Jenderal Sudirman. Sebuah bangunan yang saat itu menjadi ikon rumah di wilayah pusat kota Purwokerto. Selain Villa Krandji, di deratan Jalan Jenderal  Sudirman (dulu) juga masih berdiri kokoh bangunan Belanda yang ironisnya saat ini sudah menghilang semua, tergerus oleh perkembangan jaman.

Saat ini sepanjang Jalan Jenderal Sudirman sudah dipenuhi oleh Rumah Toko (Ruko) bahkan pusat perbelanjaan (Mall). Padahal sampai tahun 1997, seingat penulis, di depan alun-alun yang sekarang berdiri sebuah Mall, dahulu ada Gedung Bioskop dengan nama Bisokop Garuda. Selain karena gedungnya merupakan gedung bangunan Belanda yang kokoh, Bioskop Garuda mungkin menjadi satu-satunya gedung bioskop yang memilki balkon seperti layaknya gedung kesenian di Eropa yang masih tersisa di Jawa Tengah.

Menurut cerita simbah, dulu Bioskop Garuda merupakan gedung kesenian, tempat pertunjukan berbagai jenis kegiatan seni yang diselenggarakan di wilayah Karisedenan Banyumas, yang meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Cilacap, sebelum fungsinya digantikan oleh Gedung Kesenian Sutedja yang terletak tidak jauh dari Pasar Manis. Gedung Sutedja dibangun untuk mengenang dan menghormati tokoh budaya Banyumas pada masa lalu.

Saat ini rumah-rumah tua peninggalan Belanda yang masih tersisa mungkin hanya yang ada di sepanjang jalan Ahmad Yani, yang ada setelah pertigaan jalan Dr. Angka ke arah utara. Selain itu? Mungkin penulis yang kurang info, tapi yang jelas bangunan-bangunan dengan konstruksi bangunan Eropa sudah semakin langka dan sulit ditemukan di wilayah kota Purwokerto. 

Hanya sedikit yang tersisa di sekitar Sokaraja, di sebuah Kecamatan di sebelah timur kota Purwokerto, meskipundalam kondisi tanpa perawatan atau dengan perawatan seadanya. Dan, masih untung, keberadaan bangunan bekas pabrik gula Kalibagor, yang saat ini dalihfungsikan sebagai pabrik garmen.

Keberadaan pabrik gula Kalibagor, khususnya terhadap cerobong asapnya tidak terlepas dari dinyatakannya pabrik gula Kalibagor sebagai Cagar Budaya oleh Pemerintah, sehingga keberadaan gedung tersebut tetap terpelihara dan terjaga.

  • Hilangnya Toko Penjual Lukisan di Sokaraja

Sokaraja, siapa yang tak kenal. Selain sebagai pusatnya Sroto (sebutan lain dari Soto) Sokaraja dan getuk gorengnya, Sokaraja ini dulu juga terkenal dengan pelukis dan banyak toko yang menjual lukisan hasil karya para pelukis lokal Sokaraja. Keadaan ini masih dijumpai hingga di pertengahan tahun 1990an yaitu masih terdapat sekitar 8 toko yang menjual lukisan.

Saat ini, ketika penulis melintas di Sokaraja di awal bulan Septemebr 2023, hanya tersisa 1 toko yang masih menjual lukisan, entah mengenai jumlah pelukis yang masih eksis di Sokaraja. Sesuatu yang sangat memiriskan hati, mengingat Sokaraja sudah terkenal dengan pelukis-pelukisnya yang hasil lukisannya terlihat sangat natural dan indah dipandang mata.

            Mungkin, apa yang penulis sampaikan bersifat klise, namun sebenarnya dari keberadaan bangunan tua sebagaiaman penulis sampaikan bisa menjadi dasar bagi kita semua untuk bisa menghargai sejarah berdirinya sebuah kota sekaligus sebagai bahan ajar mengenai cara membangun sebuah bangunan yang bisa bertahan dalam jangka waktu bahkan bisa melebihi dari 100 (seratus) tahun. Semoga ini bisa menjadi bahan introspeksi bagi kita semua, khususnya dalam pengelolaan dan pembangunan sebuah kota. 

 

 

                        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun