Mohon tunggu...
Santhos Wachjoe Prijambodo
Santhos Wachjoe Prijambodo Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNS di Surakarta

Seseorang dengan hobi membaca dan menulis artikel, baik artikel ilmiah maupun artikel non ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Anak Polah Bapa Kepradah"

27 Februari 2024   15:27 Diperbarui: 2 Maret 2024   02:03 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaannya adalah, kenapa perilaku negatif tersebut bisa terjadi? Dalam pandangan kami banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya, diantaranya:

Kurang pengawasan orangtua

Kurangnya pengawasan dari orang tua, yaitu orangtua terlalu percaya akan kegiatan anak-anaknya sehingga tidak melakukan pengawasan terhadap segala perilaku anak-anaknya, dan ketika terjadi penangkapan terhadap anaknya, orangtua tersebut baru mengetahuinya, bahkan sering kali justru menyalahkan aparat penegak hukum karena menangkap anaknya tanpa melakukan introspeksi diri kenapa anaknya ditangkap oleh pihak yang berwajib.

Meniru perilaku orangtua

Karena anak meniru perilaku orangtuanya, karena bagaimanapun orangtua adalah guru bagi anak-anaknya, apa yang dilakukan oleh orangtua adalah contoh bagi perilaku anak-anaknya, meskipun hal ini masih bisa diperdebatkan, namun yang sering terjadi adalah demikian. Orangtua yang berperilaku kasar baik ucapan maupun tindakannya pasti akan ditiru oleh anak-anaknya.

Perlu juga orangtua membedakan antara ucapan yang keras dengan ucapan yang kasar. Ucapan yang keras hanya sifatnya berbicara secara lantang sedangkan ucapan yang kasar sering kali diikuti dengan ucapan yang bersifat menghina, mencela atau merendahkan bahkan dengan ucapan yang mengeluarkan nama-nama binatang.

Meniru sekitar

Meniru perilaku yang didapat dalam pergaulan sehari-hari termasuk di sini adalah meniru apa yang dilihat, dibaca dan didengar dari media baik media elektronik, seperti televisi, radio, maupun dari media cetak seperti koran, majalah, tabloid, dan bahkan dari media sosial yang sedang populer saat ini, seperti X (dulu Twitter), Facebook, TikTok maupun media sejenisnya, serta pengaruh lainnya yang sifatnya negatif yang didapat tanpa disaring terlebih dahulu.

Oleh sebab itu, diperlukan adanya kepedulian orangtua terhadap tumbuh kembang anak-anaknya.

Orangtua harus mengenal siapa saja yang menjadi teman dari anak-anaknya, bagaimana pergaulan anak di luar lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah tanpa harus memberikan pembatasan yang ketat sehingga anak tidak bisa berkreasi ataupun bersosialisasi dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun