Mohon tunggu...
Santhos Wachjoe Prijambodo
Santhos Wachjoe Prijambodo Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNS di Surakarta

Seseorang dengan hobi membaca dan menulis artikel, baik artikel ilmiah maupun artikel non ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Momen Libur Nasional yang Menyebalkan

6 Februari 2024   11:31 Diperbarui: 6 Februari 2024   11:39 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

            Sebentar lagi akan masuk masa liburan Isra Mi'raj dan Tahun Baru Imlek, yang selain dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk berwisata, juga untuk bersantai. Dijamin, tempat-tempat wisata beserta akomodasinya yaitu hotel maupun penginapan akan penuh, termasuk juga sarana angkutan umum macam kereta api dan bis antar kota yang pasti akan penuh oleh penumpang dengan tujuannya masing-masing.

            Meskipun masa liburan adalah masa yang menyenangkan, akan tetapi juga bisa menyebalkan bagi warga yang bertempat tinggal di daerah-daerah tempat wisata, termasuk di wilayah Solo Raya. Kok bisa? Jelas bisa, karena ada beberapa hal yang bisa bikin kita sebal dengan masa liburan apalagi libur panjang.

  • Lalu Lintas Yang Padat, sudah jamak terjadi, ketika musim liburan, akan banyak Bis Pariwisata yang lalu lalang di jalanan. Sebagai warga yang tinggal di jalur menuju tempat wisata Tawangmangu, di Kabupaten Karanganyar, saya harus dibiasakan untuk menerima bahwa lalu lintas di sekitar rumah semakin padat dan sebagian besar disebabkan makin banyaknya Bis Pariwisata yang melintas. Pernah suatu saat saya menghitung berapa Bis Pariwisata yang lewat dalam waktu satu jam saat masa liburan dan hasilnya lebih dari 20 Bis Pariwisata ukuran besar yang melintas menuju arah Tawangmangu. Itu baru satu jam, gimana kalo kita menghitung dari jam 6 pagi sampe jam 6 sore atau bahkan sampe malam? Dipastikan akan ada seratusan Bis Pariwisata yang melintas, itu belum terhitung Bis Pariwisata ukuran sedang maupun minibus pengangkut wisatawan. Hal ini tentu akan membuat lalu lintas di jalan yang terdiri dari dua lajur yang menuju arah Tawangmangu akan dipenuhi oleh bis-bis pariwisata dan menyebabkan kemacetan yang cukup menyebalkan.
  • Bis Pariwisata Yang Sopirnya Ugal-Ugalan, tidak semua Bis Pariwisata yang melintas berjalan dengan sopan dan mematuhi peraturan lalu lintas, sebab cukup banyak juga Bis Pariwisata yang sopirnya ugal-ugalan dalam mengenudikan kendaraannya. Selain membahayakan penumpangnya, hal ini juga membahayakan para pengguna jalan lainnya, sebab jalu jalan menuju Tawangmangu melewati beberapa pasar tradisional yang selalu padat pengunjungnya setiap hari. Belum lagi banyak penjual sayur yang menggunakan sepeda motor yang memasang bronjong atau tempat untuk memuat sayuran yang dibawanya dengan diletakkan di jok belakang dan berbentuk melebar, sehingga bisa memakan badan jalan saat melintas. Hal ini tentunya sangat berbahaya karena setiap saat bisa besenggolan dengan kendaraan lain dan sudah tidak terhitung berapa banyak penjual sayur yang harus meregang nyawa di jalur Tawangmangu karena tertabrak kendaraan lain termasuk tertabrak Bis Pariwisata.
  • Polusi Udara Makin Parah, otomatis dengan semakin banyaknya Bis Pariwisata yang melintas tentu akan membuat polusi udara semakin parah karena tidak semua bis tersebut mempunyai gas buang dari knalpot yang bersih. Banyak diantara Bis Pariwisata yang mengeluarkan asap hitam pekat yang sangat mengganggu pengguna jalan yang lain. Entah sampe kapan pihak yang berwenang akan mengatur kelaikan kendaraan umum semacam Bis Pariwisata ini untuk beroperasi sehari-hari, khususnya berkaitan dengan polusi udara yang disebabkan oleh gas buang kendaraan tersebut.
  • Naiknya Harga Makanan Dan Minuman, satu hal lagi yang cukup mengganggu adalah naiknya harga makanan dan minuman di warung makan atau restauran di sepanjang jalur ke Tawangmangu. Meskipun wajar, namun terkadang kenaikan harga tersebut malah membuat mencekik leher bagi warga sekitar yang mampir makan. Kiranya ada peran yang lebih aktif dari Pemerintah Daerah setempat untuk bisa mengatur harga jual makanan dan minuman di sepanjang jalur wisata, sehingga tidak akan merugikan warga sekitar.

            Semoga apa yang meresahkan saya yang juga meresahkan warga sekitar jalur wisata Tawangmangu bisa mendapatkan perhatiaan dari pihak yang berwenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun