Mohon tunggu...
Santhos Wachjoe Prijambodo
Santhos Wachjoe Prijambodo Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNS di Surakarta

Seseorang dengan hobi membaca dan menulis artikel, baik artikel ilmiah maupun artikel non ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengasah Otak dengan Menulis

2 Januari 2024   14:55 Diperbarui: 2 Januari 2024   14:58 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

            Seringkali kita disebut memiliki budaya literasi yang rendah, akan tetapi kita juga lupa bahwa budaya literasi tidak akan terlepas dari budaya menulis. Secara umum, bangsa kita lebih banyak dididik dengan budaya bertutur lisan, sehingga banyak muncul banyak cerita hikayat, cerita legenda dan lain sebagainya akan tetapi sangat kurang bangsa kita dididik dengan budaya menulis.

            Hal ini mungkin tidak terlepas dari masih rendahnya tingkat pendidikan, meskipun hal ini juga tidak bisa disebut sebagai penyebab utama rendahnya budaya menulis. Coba kita perhatikan, ketika kita bersekolah ddari tingkat dasar atau Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), murid lebih banyak diajarkan untuk mendengarkan guru bercerita di depan kelas, namun sangat jarang ada tugas untuk menulis membuat cerita atau membuat tulisan yang mengandung unsur ilmiah, ketika di tingkat menengah atau di Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Oleh sebab itu, tidak mengherankan ketika seorang siswa berhasil meraih pendidikan tinggi baik di Universitas atau di tingkat Akademi yang merupakan pendidikan Diploma 3 (D3), mereka akan kesulitan ketika mendapat tugas untuk membuat tulisan ilmiah.

            Apapun alasannya, kesulitan membuat tulisan tidak terlepas dari pola pendidikan kita yang tidak sering memberikan tugas kepada siswanya untuk menulis, baik tulisan biasa maupun tulisan ilmiah. Meskipun banyak manfaat dengan kita menulis yang tanpa kita sadari bisa memperpanjang umur kita.

Untuk bisa menulis tentu saja membuat kita untuk membaca, baik membaca berita dalam surat kabar ataupun membaca buku-buku ilmiah. Dari membaca itulah, kita bisa mendapatkan pengetahuan baru yang bisa menjadi bahan penulisan kita.

Pengetahuan yang kita dapatkan akan sangat bermanfaat apabila kita bagikan kepada orang lain dalam bentuk tulisan yang dapat menjadi rujukan apabila ada orang yang membutuhkan pengetahuan yang kita bagikan.

Membaca dan menulis bagikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan, saling dukung, demikian juga ketika kita membaca kemudian pengetahuan yang kita dapat dari membaca kemudian kita bagikan dalam  bentuk tulisan. Selain bisa membagi pengetahuan, menulis juga akan membuat otak kita berpikir.

Kok bisa? Jelas bisa, karena dengan menulis otak kita akan berpikir bagaimana kita akan menyampaikan pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain, bagaimana bahasa penulisan yang akan kita buat dan bagaimana tulisan kita sifatnya simpel namun penuh isi yang bermanfaat. Selain itu, kita juga akan berpikir bahwa apa yang kita sampaikan bisa menjadi pengetahuan baru bagi orang lain.

Dalam filsafat sering dibicarakan bahwa dengan berpikir maka manusia akan hidup, tentu kita bertanya apa maksudnya. Namun apabila kita telaah maka akan nyata bahwa setiap manusia akan selalu berusaha untuk bertahan hidup, dari mulai masa purbakala hingga masa akhir jaman nanti. Manusia akan selalu menciptakan sesuatu yang bisa digunakan untuk bisa bertahan hidup.

Manusia purba banyak mengeluarkan cara berkomunikasi dengan menulis atau menggambar apa yang dialaminya atau dirasakannya pada dinding-dinding gua dimana mereka tinggal, hal ini berubah lagi ketika manusia sudah mengenal tulisan pada batu yang disebut dengan prasasti, kemudian manusia bisa menulis pada batang lontar, tulang hewan dan daun tanaman dan akhirnya ketika manusia bisa membuat kertas, maka manusia menulis pada kertas dan pada era digital sekarang, manusia bisa menulis pada platform digital yang diinginkan.

Dengan menulis, maka kita bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan maupun apa yang kita alami yang mungkin bisa menjadi pelajaran bagi orang lain dan dengan keluarnya semua uneg-uneg kita maka pikiran kita menjadi plong dan berkurang pula beban hidup kita sehingga bisa memperpanjang umur kita.

Hal ini bisa kita lihat pada para pengarang novel maupun buku-buku ilmiah yang banyak dijual baik secara online maupun offline. Hasil karya mereka menjadikan nama penulisnya terkenal dan bisa dikenang orang. Hal yang sama bisa dilakukan dengan menulis pada platform digital yang tersedia saat ini, bisa menulis di blog, menulis di halaman facebook atau lainnyaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun