Dalam bahasa Banyumasan dan bahasa Tegalan, kalo kita meminta seseorang untuk masuk ke suatu ruangan atau tempat kita akan mengatakan mlebu, namun dalam bahasa Cirebonan akan disebut dengan kata manjing. Mungkin bagi orang Banyumas atau orang Tegal yang belum terbiasa akan bingung namun sebenarnya dalam bahasa Jawa halus, kata manjing juga digunakan meskipun lebih sering digunakan dalam seni pewayangan, untuk menggambarkan seroang raja yang masuk ke dalam istananya, dengan sebutan gusti prabu manjing kedaton. Tambah mumet mbok.....inyong be mumet...wkwkwk....Â
- Bahasa Jaseng (Jawa Serang) Di Wilayah Banten Bagian Barat
- Yang lebih tidak diduga lagi adalah ternyata di ujung barat Pulau Jawa bagian utara, ternyata masih banyak masyarakatnya yang berbicara dengan bahasa yang serupa dengan bahasa ngapak, namun mereka menyebutnya dengan bahasa Jawa Serang atau disingkat Jaseng yang meliputi wilayah Kabupaten dan Kota Serang, Kabupaten Pandeglang dan Cilegon. Kok bisa mereka menggunakan bahasa yang serupa dengan bahasa ngapak? Usut punya usut ternyata sejak jaman kerajaan dahulu, banyak nelayan dari wilayah Cirebon dan Tegal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan di wilayah Banten bagian barat tersebut, oleh sebab itu tidak mengherankan nelayan-nelayan tersebut juga menyebarluaskan bahasa ngapak ke wilayah tersebut yang kemudian berkembang dengan percampuran dengan bahasa Sunda yang sedikit berbeda dengan bahasa Sunda di wilayah Cirebonan.
- Ada beberapa kata dalam bahasa Jaseng yang diambil dari bahasa ngapak, contohnya adalah kata sira atau kamu, yang diucapkan dalam bahasa Jaseng dengan kata sire. Jujur, bahasa Jaseng ini memang agak berbeda dengan bahasa ngapak yang ada di wilayah Banyumas, Tegal, maupun Cirebon, namun pada dasarnya ketika kita ngomong ngapak di sana masih dapat dipahami oleh masyarakat sana.
      Cukup disit ya, inyong wis mumet bin mriang kiye. Yang jelas perbedaan tersebut justru memperkaya bahasa daerah dan juga memperkaya bahasa Indonesia, mengingat banyak kata dalam bahasa Indonesia adalah serapan dari bahasa daerah. Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan kita semua.
      Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H