Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pasang Surut 10 Tahun BPJS Kesehatan

20 Mei 2024   13:16 Diperbarui: 20 Mei 2024   13:52 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narasumber Launching & Bedah Buku BPJS Kesehatan (dokpri)

Jum'at, 17 April 2024. Bertempat di Gedung Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, berlangsung acara Launching dan Bedah Buku "Roso Telo Dadi Duren, Biyen Gelo Saiki Keren: Catatan 10 Tahun Perjalanan BPJS Kesehatan" dan "Prinsip Dasar Sistem Jaminan Sosial dan Asuransi Kesehatan" yang diprakarsai oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti. 

Buku "Roso Telo Dadi Duren, Biyen Gelo Saiki Keren: Catatan 10 Tahun Perjalanan BPJS Kesehatan" atau yang diartikan ke Bahasa Indonesia yaitu "Rasa Ubi jadi Durian, Dulu Kecewa Sekarang Bagus" memuat alur dari berbagai peristiwa besar yang mengiringi langkah BPJS Kesehatan dari mulai beroperasi pada 1 Januari 2014 lalu serta dinamika perjalanan BPJS Kesehatan sepanjang mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) selama 10 tahun atau satu dekade.

Sedangkan dalam buku "Prinsip Dasar Sistem Jaminan Sosial dan Asuransi Kesehatan" berisikan pembahasan mengenai dasar-dasar asuransi kesehatan sosial, termasuk di dalamnya seluk beluk penyelenggaraan Program JKN, Kebutuhan Dasar Kesehatan (KDK), Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), mekanisme naik kelas dan urun biaya, program anti kecurangan, transformasi digital yang dilakukan BPJS Kesehatan, dan lain-lain. 

Dalam acara tersebut, BPJS Kesehatan turut mengundang para tamu berikut narasumber baik secara offline maupun online, diantaranya Koordinator Advokasi BPJS Watch Timbul Siregar, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Dr. Iing Ichsan Hanafi, Wakil Ketua Komisi IX Emanuel Melkiades Laka Lena , Pimpinan Kumparan Arifin Asydhad, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, perwakilan dari Kementerian Kesehatan, dan lain sebagainya.

Dengan jumlah peserta yang kini mencapai 271,2 juta jiwa, BPJS Kesehatan dituntut untuk terus meningkatkan kepuasan peserta JKN dengan memberikan pelayanan dan akses kesehatan yang mudah, cepat, dan setara. Berkat kerja keras berikut kolaborasi bersama segenap pihak, BPJS Kesehatan mampu bertahan menghadapi beragam tantangan dalam mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) di Indonesia. 

Bersamaan dengan itu BPJS Kesehatan turut serta berinovasi memberikan kemudahan kepada peserta JKN, seperti Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), Aplikasi Mobile JKN, dan BPJS Kesehatan Care Center 165. Dengan hadirnya inovasi tersebut masyarakat dapat dengan mudah mengurus administrasi, meminta informasi, maupun menyampaikan pengaduan tentang Program JKN cukup melalui smartphone.

Kemudian Aplikasi P-Care yang digunakan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) mitra BPJS Kesehatan di seluruh Indonesia, menjadikan proses vaksinasi Covid-19 kala itu berjalan lebih cepat hanya dengan menunjukkan NIK di KTP.

Berbicara mengenai inovasi digital, BPJS Kesehatan juga meluncurkan fitur baru di Aplikasi Mobile JKN bernama BUGAR. Dalam aplikasi BUGAR, peserta JKN dapat memantau data vital, pengukuran tubuh, aktivitas langkah, energi yang dihabiskan, dan jarak yang ditempuh sehari-hari dengan berjalan. Fitur BUGAR dilengkapi pula untuk mengukur kualitas tidur dan kalori.

Narasumber Launching & Bedah Buku BPJS Kesehatan (dokpri)
Narasumber Launching & Bedah Buku BPJS Kesehatan (dokpri)

Namun demikian kiranya masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan oleh BPJS Kesehatan baik mengenai kepesertaan yang perlu ditingkatkan, manfaat layanan kesehatan perlu disetarakan agar adil bagi semua peserta di seluruh penjuru Indonesia, serta skema pembiayaan yang bekerlanjutan dimana poin-poin tersebut perlu difokuskan oleh BPJS Kesehatan agar program JKN lebih optimal kedepannya.

Hal yang turut menjadi catatan pula bagi BPJS Kesehatan berikutnya ialah literasi masyarakat perlu ditingkatkan akan semangat gotong royong BPJS Kesehatan ataupun Asuransi Sosial. 

Masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa semangat gotong royong dalam program JKN ini bukanlah upaya preventif dikala peserta sakit melainkan murni bertujuan untuk saling tolong menolong, membantu bagi mereka yang membutuhkan. Hal ini semoga menjadi perhatian masyarakat, peserta JKN khususnya agar tidak menunggak iuran ataupun menggunakan manfaat program JKN dikala butuh saja. Kemudian masyarakat pun diimbau agar mempraktekkan gaya dan pola hidup sehat dengan makanan sehat serta rajin berolahraga guna mencegah penyakit datang.

Dengan dirilisnya dua buku diatas diharapkan masyarakat mengerti dan mau peduli sesama akan betapa penting dan bermanfaatnya program JKN. Program tersebut telah membantu orang banyak dimana Anda menjadi bagian didalamnya dan sebagai pengelola yaitu BPJS Kesehatan akan terus menerus berupaya memberikan layanan terbaik, hari ini, lusa, ataupun satu dekade berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun