Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola Indonesia Berkacalah pada Kompetisi Eropa

18 Oktober 2022   07:28 Diperbarui: 18 Oktober 2022   07:36 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tragedi Kanjuruhan (Kompas)

Sebagai contoh, ada sebuah peristiwa terjadi pada kompetisi Liga Belanda beberapa waktu lalu dimana seorang suporter tuan rumah masuk kedalam lapangan dan menghampiri kiper lawan. 

Peristiwa itu sontak menyita perhatian akibat keputusan wasit yang menghukum sang kiper dengan kartu merah karena dinilai menendang suporter tersebut. Kejadian itu kemudian berimbas laga ditunda dikarenakan tim lawan walkout dari pertandingan tidak terima atas keputusan wasit.

Usut punya usut, setelah memeriksa cuplikan laga diketahui bahwa suporter tuan rumah yang masuk ternyata menyerang lebih dahulu kiper lawan. Alhasil dari serangan itu membuat kiper lawan bereaksi melakukan perlawanan.

Dari hasil investigasi, federasi sepakbola Belanda memutuskan untuk menarik hukuman kartu merah yang wasit berikan kepada kiper lawan. Nasib berbeda harus dirasakan si suporter, sebagai ganjaran sanksi atas aksi tidak terpujinya itu si suporter harus mendekam di penjara selama 14 hari dan larangan untuk menyaksikan laga pertandingan di seluruh stadion selama 30 tahun!

Lantas pertanyaannya apakah sanksi berat dapat menjamin bahwa kompetisi sepakbola berlangsung lancar dan aman?

Jawabannya tentu tidak seratus persen. Seketat apapun pengamanan di lapangan masih memungkinkan adanya celah, akan tetapi disini bisa kita cermati dari peristiwa diatas ialah bahwa adanya bentuk kesadaran individu untuk mengikuti peraturan saat laga berlangsung dan sistem baku yang mendukung ekosistem sepakbola disana.

Satu, peristiwa masuknya suporter ke dalam lapangan tidak berimplikasi kepada suporter lain untuk mengikuti aksi tidak terpuji. Kedua, sistem ID dimana merekam setiap individu yang ingin menonton laga. Sehingga ketika ada individu yang memiliki catatan buruk atau melakukan pelanggaran berat maka sistem akan menolak individu tersebut masuk ke dalam stadion.

Apakah sistem ID dan sanksi berat bagi individu yang melanggar dapat diterapkan pada kompetisi di Indonesia? Jawabannya, kenapa tidak? Toh kejadian rusuh sudah kerap terjadi dan berulang dalam kompetisi di Indonesia walau sudah begitu banyak memakan korban serta kerugian materil.

Tragedi Kanjuruhan adalah momentum tepat bahwa perlunya pembaharuan dalam tata kelola kompetisi di tanah air. Reformasi perlu dilakukan, jangan cuma ngomong reformasi tetapi setengah hati.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun