Diantara kelebihan panca indera penglihatan yang dimiliki manusia bahwa terdapat kekurangan yaitu hal-hal yang tidak bisa manusia awasi. Menyangkut besaran harta toh sangat memungkinkan ada sumber-sumber pendapatan yang lain yang tidak kita ketahui. Semisalkan saja, harta warisan, aset berupa bentuk usaha, sewa kontrakan, indekost, dan banyak macamnya yang menjadikannya pendapatan seseorang semakin besar.
Lalu dari ketidaktahuan itu apakah publik dapat menerima semua penjelasan harta kekayaan itu berasal. Seandainya dalam beberapa waktu kedepan lembaran LHKPN Irjen FS telah telah terbit dan dapat diakses maka bola panas harta kekayaan itu akan beku dan mencair? Atau mungkin ada gebrakan dimana ada penelusuran besar-besaran harta para perwira dan pejabat? Mungkin hanya mimpi di siang bolong.
Penulis melihat kiranya akan sulit untuk membuat puas semua pihak menyangkut asal usul harta ini. Terlebih kondisi dimana bentuk pengawasan di Indonesia menurut Penulis amatlah kurang. Sejatinya dengan pengawasan yang ada saja untuk mencegah beragam rupa tindak korupsi masih membuat negeri ini lebih sering kecolongan. Entah salahnya dimana.
Pada akhirnya Penulis sebagai pribadi ketimbang memusingkan segala semua itu selalu berkata bahwa "semua harta manusia itu tidak akan ditimbun bersamanya ke liang kubur", toh hanya nikmat sesaat. Kelak dihadapan Allah Swt. bahwa yang membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain ialah amal baik dan amal buruknya.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H