Sekilas dari The Gray Man merupakan film yang disadur dari karya novel Mark Greaney dengan judul yang sama dimana mengangkat kisah agen CIA Court Gentry yang ingin mengungkap skandal korup atasannya. Tayang di Netflix, film ini diproduseri Russo bersaudara, Anthoni dan Joe Russo serta dibintangi beberapa aktor Hollywood ternama seperti Ryan Gosling, Chris Evans, Ana de Armas, Billy Bob Thornton, dan lain-lain.
Awal cerita dibuka dengan cuplikan dalam penjara dimana agen senior CIA Donald Fitzroy (Billy Bob Thornton) mencoba merekrut tokoh yang tidak disebutkan namanya (Ryan Gosling) dimana merupakan tahanan atas kasus pembunuhan untuk bergabung dalam program menjadi agen rahasia CIA dengan iming-iming putusan bebas. Tokoh tersebut pun menerima tawaran itu dan didapuk sebagai agen rahasia CIA dengan kode Sierra Six.
Singkat cerita dalam sebuah misi, Six mengungkap fakta bahwa target yang ia kejar ialah Sierra Four dan membawa informasi rahasia mengenai kebobrokan petinggi CIA, Denny Charmichael. Mengetahui hal itu kemudian Six mengontak Donald Fitzroy untuk meminta bantuan guna lepas dari kejaran tentara bayaran yang ditugaskan oleh Denny Charmichael. Dibantu oleh rekannya Dani Miranda (Ana de Armas), mereka kemudian berusaha membongkar skandal dalam CIA tersebut.
Setelah menontonnya, Penulis menilai film yang memiliki durasi 2 jam ini kurang menarik. Mungkin ada unsur-unsur yang mengasyikkan dengan beragam aksi serta hadirnya nama-nama besar Hollywood disana, akan tetapi dari segi cerita dan plot menurut Penulis film ini gagal dan dipaksakan.
Yang pertama yaitu plot cerita. Semisalkan saja prihal kisah Six mengetahui Sierra Four yang membelot dan membawa informasi skandal petinggi CIA. Menurut Penulis ide plot ini merupakan kisah yang umum disematkan dalam film bertemakan "agen mata-mata" atau spec ops. Alhasil alur cerita pun bisa ditebak dimana Six yang pada awalnya "jagoan" kini jadi buruan atau buronan.
Bila Anda penggemar MCU kiranya masih ingat kisah dari sequel kedua Captain America The Winter Soldier? Ya Penulis bisa katakan plotnya sangat mirip, oleh karenanya ide orisinal film ini Penulis nilai kurang. Film The Gray Man bukan selayaknya trilogi Bourne, jadi Penulis sarankan bagi yang menontonnya jangan berharap tinggi-tinggi.
Hal kedua yang menjadi catatan film The Gray Man ialah unsur cerita sisipan yang mengurangi daya tarik film. Siapa sangka plot film ini menceritakan bahwa agen senior CIA Donald Fitzroy memiliki keponakan gadis dan Six harus menyelamatkannya.
Dalam konteks sebuah cerita poin ini yang dinamakan perluasan cerita dimana menciptakan masalah didalam masalah. Rumusan klasik film seperti ini terkadang berhasil membuat film semakin menarik. Contoh film tahun 2007 Die Hard : Live Free or Die Hard dimana agen Polisi John Mclane memburu teroris cyber yang ingin mengacaukan Amerika, kemudian teroris cyber tersebut menyandera anak gadis John Mclane guna menghalaunya dari aksi pengejaran. Alhasil film Die Hard : Live Free or Die Hard cukup diminati dan membuat tidak bosan walau ditonton berulang kali.
Akan tetapi Penulis katakan rumus tersebut justru kurang pas untuk The Gray Man dimana tensi film yang seharusnya kian mencekam justru malah melempem semakin mendekati penghujung akhir.
Hal ketiga menurut Penulis yang kurang dari film The Gray Man ialah pemilihan aktor. Ryan Gosling sebagai agen CIA dan Chris Evans sebagai tokoh antagonis pembunuh bayaran, Penulis sebuah kesalahan yang sangat fatal dari film ini.
Ryan Gosling sebagai agen CIA menurut Penulis nilai tidak cocok sama sekali. Fakta mengungkapkan bahwa Ryan Gosling yang dipastikan memerankan "Ken" dalam film Barbie ini terlalu ganteng untuk menjadi seorang agen lapangan. Jika Anda membandingkan Ryan Gosling dengan Pierce Brosnan yang flamboyan memerankan agen 007 maka ada perbedaan konsep dimana film franchise 007 identik dengan eksklusifitas didalamnya dan publik paham mengenai itu. Agen 007 ibarat sebuah ikon hidup, berbeda halnya dengan Sierra Six yang notabene publik akan bingung apakah ia seorang agen ataukah seorang model?
Kemudian Chris Evans yang memerankan tokoh antagonis Lloyd Hansen dimana digambarkan sebagai mantan agen CIA psychopath. Penulis gambarkan penokohan ini sebagai sebuah petaka dalam film.
Menjadikan sosok yang dikenal luas sebagai pemeran karakter Captain America dan memiliki tampang rupawan sejatinya adalah kesalahan. Pemilihan tokoh ini jelas tidak cocok untuk aktor tersebut dan ketika film berlangsung pun Chris Evans tidak digambarkan selayaknya seorang psychopath atau pembunuh bayaran yang sadis. Justru yang terpampang seperti tokoh yang cenderung kekanakan di dunia agen mata-mata.
Secara kesimpulan Penulis nilai film The Gray Man gagal total. Dibalik banyak aksi yang ditampilkan dalam film ini namun secara penokohan dan plot cerita amatlah buruk sekali. Satu yang bisa dinikmati ialah kecantikan dari Ana de Armas yang cenderung jadi pemanis dan membuat Anda menonton The Gray Man sampai berakhir.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H