Setelah dua tahun berhenti karena pandemi Covid-19, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar kegiatan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) dimana salah satu tempat CFD diadakan yaitu di Jalan MH Thamrin - Jenderal Sudirman.
Berdasarkan pengamatan Penulis di lokasi, dalam pelaksanaan antusiasme warga untuk beraktivitas saat CFD sangat tinggi. Mayoritas masyarakat mengisi kegiatan mereka disana seperti berolahraga maupun berswafoto di spot-spot favorit.
Sayang antusiasme tinggi masyarakat ini tidak dibarengi kedisplinan warga yang nampak abai maupun mengganggu kenyamanan orang lain disekitarnya serta aturan yang memadai. Ada beberapa catatan yang bisa Penulis kemukakan mengenai aktivitas CFD disana, antara lain :
Pertama ialah prihal kondisi Jalan MH Thamrin - Jenderal Sudirman dimana sedang dilakukannya revitalisasi halte busway. Kondisi ini menyebabkan ruas jalan di lokasi menyempit di beberapa titik dan busway turut melintas bukan pada lajur semustinya.
Menurut Penulis alangkah baiknya jika operasional busway dinonaktifkan hingga CFD di Jalan MH Thamrin - Jenderal Sudirman selesai atau dialihkan rutenya sementara. Dengan demikian warga dapat beraktivitas dengan normal dan guna menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi.
Kedua, yaitu mengenai kurang disiplinnya masyarakat saat CFD berlangsung yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi orang-orang disekitarnya.
Tak sedikit warga yang braktivitas di CFD maupun berolahraga berjalan kaki, lari, maupun bersepeda menggunakan jalan seenaknya saja, apakah itu menyeberang jalan sembarangan, beraktivitas (jalan santai, lari, bersepeda) tidak pada lajurnya, dan berhenti sembarangan tempat sehingga mengganggu lintasan warga yang lewat. Hal ini jelas dapat membahayakan pribadi maupun orang lain di lokasi.
Ketiga prihal keramaian warga di spot Bundaran HI. Ini mungkin jadi catatan penting dimana Bundaran HI nampak menjadi spot favorit berkumpulnya warga yang hadir di CFD.
Menurut Penulis akan lebih baik bilamana spot Bundaran HI steril dari warga baik di area patung selamat datang maupun sekeliling jalannya, apalagi area tersebut digunakan busway ketika melintas. Kalaupun warga diperkenankan untuk berkumpul di spot tersebut maka tolong agar dihimbau untuk menyediakan lajur bagi warga yang sedang berolahraga agar dapat melewatinya dengan nyaman maupun busway agar dapat dengan aman melintas.
Keempat yaitu prihal kualitas jalan di Jalan Thamrin-Sudirman. Penulis cukup heran bagaimana Pemprov DKI nampak lebih fokus memperindah kawasan Thamrin-Sudirman tetapi justru terkesan tidak peduli akan buruknya kualitas jalan disana.