Sekitar bulan November 2021 lalu, Penulis bersama keluarga pulang kampung ke wilayah Jawa Barat dalam rangka Haul kakek dan nenek. Dalam perjalanan (kami melalui lajur Utara menuju Selatan), Penulis merasa takjub kepada jumlah Masjid yang kami lewati.Â
Walau bisa dikatakan jalur sulit dimana melewati jalan perbuktian belum seluruhnya teraspal dan suasana sunyi minim lalu lalang orang maupun kendaraan, akan tetapi saat Penulis menemukan suatu desa atau kelompok warga yang tinggal maka setidaknya nampak sebuah Masjid dibangun kokoh nan megah.
Dan sebagai seorang Muslim dalam benak Penulis bertanya-tanya, apakah Masjid tersebut makmur?
Berbicara mengenai Masjid maka tentu tidak lepas dari bagaimana proses sampai kepada jadinya Masjid itu dibangun. Berkaitan dengan hal itu Penulis kerap dihiasi oleh rasa penasaran akan fenomena tumpah ruahnya pembangunan Masjid dimana-mana yang diinisiasi oleh para donatur yang dermawan, tak terkecuali para artis tanah air. Kiranya tak perlulah Penulis sebutkan siapa-siapanya.
Sebagai umat Muslim, Penulis merasa bersyukur dengan hal itu. Mengutip hadist Bukhari no 450 dan Muslim no 533, bahwasanya "Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya semisal itu di surga". Oleh karenanya tidak mengherankan banyak orang berlomba-lomba berbuat kebaikan dengan cara membangun Masjid.
Namun dari hal diatas timbul pertanyaan, apakah cukup hanya dengan membangun Masjid saja?
Penulis akan menterjemahkan apa yang dimaksud dari pertanyaan itu. Konotasi hanya dengan membangun Masjid bukan kepada cakupan cukup dengan membangun satu Masjid sehingga orang berlomba-lomba membangun Masjid dua, tiga, empat, atau lebih banyak, melainkan apakah ada hal lain yang perlu dibarengi dari upaya yang telah dilakukan (membangun Masjid itu).
Notabene jika kita berbicara Masjid maka ada hal lain yang perlu direnungkan yaitu sebagaimana Penulis sebutkan diatas yaitu mengenai bagaimana niat dalam membangun Masjid agar selaras pula dengan upaya pribadi guna memakmurkan Masjid.
Masjid yang makmur tidak merujuk gambaran bahwa Masjid itu ramai dikunjungi oleh umat Muslim yang ingin beribadah, para DKM dan marbotnya hidup sejahtera, kotak amalnya selalu penuh terisi, dan sebagainya dan sebagainya, melainkan Masjid yang makmur perlu disertai pula dengan semangat dari diri pribadi sebagai umat ketika membangunnya.