Dikutip dari KompasTV. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membeli 42 pesawat tempur Dassault Rafale buatan Perancis. Pemesanan puluhan pesawat tempur buatan Perancis ini dilakukan untuk memperkuat alutsista Indonesia.
Untuk tahap pertama, Indonesia resmi membeli 6 unit jet tempur dari total 42 jet yang akan diborong pemerintah.
Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjutak mengatakan, pembelian 6 buah pesawat tempur Rafale ini bernilai 1,1 miliar US dolar.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menyebut proses pembelian 36 unit Rafale lainnya akan menyusul dalam waktu dekat.
Sebagai orang awam dan bukan juga pakar militer, dibenak Penulis bertanya-tanya mengenai apa alasan Indonesia memperkuat armada militernya (pesawat tempur)?
Dengan harga (Rafale) per unitnya berkisar 115 juta US Dollar atau sekitar Rp 1,63 triliun maka tentu pembelian pesawat tempur serbaguna ini tentulah amat besar nilainya. Silahkan Anda hitung masing-masing berapa total nilai rencana pembelian ke-42 pesawat tempur tersebut.
Mahal sudah jelas pasti, canggih sudah pasti dijamin. Namun apakah alasan guna memperkuat alutsista Indonesia menjadikan pembelian pesawat tempur Dassault Rafale sebagai suatu hal yang urgent? Terlebih Indonesia bukanlah negara yang hobi berperang, Indonesia belum merdeka dari virus Covid-19, dan Indonesia lebih banyak sibuk dengan urusan konflik internal yang membuat peradaban negeri ini lambat majunya.
Alasan yang paling masuk akal prihal rencana pembelian pesawat tempur Dassault Rafale ialah mengacu kepada 3 (tiga) hal yaitu modernisasi alutsista, lingkup ruang udara wilayah Republik Indonesia, serta faktor keamanan regional yang ketiganya saling berkaitan.
Untuk modernisasi alutsista, seperti diinformasikan Indonesia memiliki 41 unit pesawat tempur dan hanya memiliki 30 unit saja yang siap tempur. Bisa dikatakan jumlah tersebut jauh dari ideal untuk negara sebesar atau dengan cakupan negara seluas Indonesia (yang perlu dicover).
Di Asia Tenggara sendiri, selain Singapura kekuatan armada tempur negara ASEAN bisa dibilang merata. Apabila pembelian 42 unit Dassault Rafale berikut 32 unit F-15 dari Amerika terwujud maka bisa dipastikan peta kekuatan di Asia Tenggara akan berubah. Hadirnya ke-74 unit pesawat tempur tersebut secara bertahap ini ibarat memberikan booster moral kepada Tentara Republik Indonesia terkhusus Angkatan Udara.Â