3. Proyek pengerjaan pelebaran saluran air maupun sumur resapan pun dipertanyakan yaitu apakah benar-benar efektif mengatatasi banjir?
Sebagai gambaran saja, sumur resapan. Dari Penulis amati bahwasanya sumur resapan dapat dibilang lebih kepada kubangan air saja. Faktanya ketika air hujan masuk ke sumur resapan maka air didalamnya akan mengendap didalam sumur tersebut.Â
Dalam artian air tidak serta merta meresap kedalam tanah atau membutuhkan proses atau waktu yang relatif lama.Â
Anda bisa bayangkan bagaimana jika Jakarta diterpa curah hujan dengan intensitas tinggi maupun hujan berhari-hari maka sumur resapan tidak berfungsi optimal atau hanya buang-buang anggaran.
Lanjut kepada pelebaran saluran air yang Penulis mempertanyakan bagaimana skemanya. Oke kita dapat mengerti dengan adanya pelebaran saluran air maka bukan saja kapasitas debit air yang tertampung didalamnya bertambah, tetapi dengan begitu mempermudah debit air yang disalurkan agar wilayah yang tergenang air dapat cepat surut.
Namun Penulis bertanya bagaimana jika kondisi debit air di kali penyangga masih penuh, maka air mau lari kemana? Karena sifat air akan mencari wilayah yang lebih rendah maka otomatis fungsi pelebaran saluran air ini hanya dapat berfungsi optimal jikalau debit air di kali mulai normal atau debit air dari hulu berkurang.
Sebagai warga Jakarta, jujur saja Penulis bertanya-tanya dengan apa yang sedang Pemprov DKI lakukan guna mengatasi banjir Jakarta saat ini. Penulis berharap Pemprov DKI tahu betul dengan apa yang dikerjakannya, jangan layaknya sakit batuk tetapi obat penyakit kulit yang dibeli. Entah apakah mereka ini memang berniat mengatasi banjir Jakarta ataukah sekadar iseng buang-buang anggaran agar terlihat sedang bekerja?
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H