Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jalan Tol di Indonesia Tidak Aman?

5 November 2021   08:08 Diperbarui: 6 November 2021   04:27 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilutrasi Kecelakaan pada mobil (Kompas)

Kabar duka kembali datang menghampiri ranah hiburan tanah air. Sebagaimana kita ketahui bersama, artis VA dan suaminya mengalami kecelakaan maut di Tol Nganjuk arah Surabaya Kilometer 672+400A, Jawa Timur yang merenggut nyawa keduanya. Penulis turut berduka atas kejadian ini, semoga almarhum dan almarhumah ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah Swt dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan dalam menghadapi ujian ini.

Tak banyak yang bisa diutarakan selain kesedihan, namun dibalik duka mendalam yang dirasakan Penulis melihat ternyata masih saja ada pihak-pihak yang dengan sengaja memanfaatkan momentum ini dengan menyebarkan informasi yang kiranya dapat menyesatkan publik melalui media sosial pasca kejadian. Salah satunya ialah unggahan dengan mengatakan bahwa jalan tol di Indonesia tidak aman untuk kendaraan berkecepatan tinggi.

Sontak unggahan itu mengundang reaksi Penulis yang tidak sependapat dengan pandangan tersebut dikarenakan menurut Penulis hanya berlandaskan pada satu sudut saja dan tanpa mempertimbangkan aspek lainnya.

Penulis melihatnya seperti ini, kalaupun unggahan itu merupakan "kata pakar" yang paham mengenai harus seperti apa atau bagaimana mendesain tol yang aman bagi kendaraan berkecepatan tinggi. Maka melalui artikel ini Penulis katakan kiranya ketika pemerintah melalui unit usaha yang membangun tol di seluruh Indonesia tentu tidak asal buat.

Dalam membuat sarana dan prasarana publik tentu perlu melalui tahap rancang bangun dimana satu faktor penting agar dapat diterima yaitu design harus memenuhi aspek keselamatan. Mohon maaf sebelumnya, akan tetapi setahu Penulis yang merancang dan membangun jalan tol di Indonesia ialah para insinyur yang notabene pakar dalam bidangnya agar tercapainya zero risk.

Kemudian ketika proyek tol itu telah selesai dibangun, kiranya tentu telah melalui berbagai tahapan baik itu audit, uji coba atau tes untuk mengetahui apakah jalan tol tersebut dikatakan layak atau memenuhi segala aspek baik itu keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya.

Dalam unggahan itu pun Penulis sempat bertanya-tanya mengenai "kendaraan berkecepatan tinggi". Tepatnya berapa kecepatan kendaraan yang dimaksud?

Wajar kiranya jika Penulis sebagai orang awam bertanya karena bukankah setiap jalan tol memiliki batas aman kecepatan bagi pengguna yang melintas disana. Pertanyaannya, jika sebuah kecelakaan ditenggarai semisal oleh pengemudi yang mengendarai kendaraan dengan kecepatan melebih batas aman yang dianjurkan, lalu siapa yang salah dalam hal ini?

Lanjut mengenai aspek keselamatan di jalan yang kembali mohon maaf Penulis katakan tidak dibahas secara berimbang dalam unggahan itu.

Sepengetahuan Penulis yang notabene orang awam bahwa dalam hal kegiatan melakukan perjalanan jauh menggunakan kendaraan, kerap kali diingatkan aspek-aspek penting selain kelayakan sarana prasarana di jalan tol (kualitas jalan, penerangan, pembatas jalan, rambu, rest area, dan sebagainya) seperti kesiapan kendaraan (mesin, ban, fitur keselamatan dalam kendaraan : rem, air bag, safety belt, dsb) serta kesiapan si pengemudi.

Lantas jika merujuk hal diatas, pertanyaannya berapa besar persentase kecelakaan yang diakibatkan oleh masing-masing faktor tersebut?

Dalam sebuah insiden kecelakaan umum ditenggarai oleh faktor kurang primanya kendaraan baik disebabkan oleh kurangnya maintenance (perawatan berkala) serta kurangnya kecakapan pengemudi ketika membawa kendaraannya baik itu disebabkan faktor non teknis seperti kurang lihai membawa kendaraan, tidak memahami rambu, abai dalam keselamatan, kurang konsentrasi, dan sebagainya.

Lalu jika sebuah kecelakaan ditenggarai oleh dua faktor diatas maka pertanyaan Penulis ialah pantaskah bilamana kita mengarahkan kesalahan kepada jalan tol?

Dalam kaitan hadirnya artikel ini Penulis tidak berupaya merasa benar sendiri maupun mengajak berdebat prihal siapa yang lebih ahli dalam bidang "jalan tol". Disini Penulis sebetulnya mengajak masyarakat umum pada hakikatnya lebih dalam lagi menelaah dan menyaring informasi yang masuk sebelum menyebarkan luaskannya kembali ke orang lain.

Bapak dan Ibu sekalian, bahwa selalu ada hikmah dalam sebuah kejadian dan manfaat bagi mereka yang menggunakan akalnya dengan baik.

Menarik benang dari peristiwa yang terjadi maka  apa hikmah yang bisa didapat ialah ketahui bahwa ajal seseorang itu dekat dan tidak seorang pun manusia tahu kapan kematian itu datang menjemput.

Dalam segala hal kegiatan dalam kaitannya berkendara maupun perjalanan jauh, Penulis kerap diingatkan oleh orang tua untuk segera berdoa meminta keselamatan sebelum berangkat maupun melaksanakan shalat Sunnah Safar sebelum melakukan perjalanan. Perlu kita ingat bersama, terlepas dari faktor penunjang keselamatan bahwasanya takdir seseorang merupakan misteri Allah yang notabene segala sesuatu merupakan kehendak-Nya. Oleh karenanya untuk selalu mengingat Allah, sempatkan waktu untuk berdoa, dan berhati-hatilah dalam melakukan sesuatu hal. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat baik iman, kesehatan, dan keselamatan kepada kita semua.

Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun