Dibalik kabar hadirnya varian Lambda, Penulis merasakan bahwa publikasinya tidak luput dari upaya propaganda mengenai efikasi vaksin.
Entah mengapa Penulis atau diantara Anda-anda pernahkah timbul rasa penasaran mengapa ketika varian baru Covid-19 muncul, kerap kali media luar mengekspos bahwa vaksin produsen A lebih superior ketimbang vaksin B.
Eksistensi vaksin saat ini seolah-olah bukan lagi komoditi (barang dagang), melainkan alat diplomasi untuk menabur pengaruh kepada setiap negara yang membutuhkan.
Alhasil imbasnya bisa Indonesia rasakan, sebagai negara non-blok dan berkembang, disertai memiliki keuntungan letak strategis berikut kaya oleh Sumber Daya Alam maka Indonesia saat ini bak Kapal yang terombang-ambing di lautan (pandemi maupun kepentingan).
Rakyat pun dibuat kelimpungan karena dengan propaganda vaksin ini kelak akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap suatu jenis vaksin hingga pada akhirnya memperlambat progress program vaksinasi untuk tercapainya herd immunity sebagaimana yang ditargetkan.
Ini kiranya alarm bagi pemerintah agar Indonesia harus mulai mengembangkan vaksin-nya sendiri. Sinergi perlu diciptakan, perbedaan perlu ditanggalkan, keselamatan saat ini harus menjadi prioritas utama. Lupakan dahulu persoalan 2024, baliho tidak akan ada gunanya kalau Anda-anda tidak sampai umurnya.
Masyarakat Indonesia pun kiranya harus lebih pandai dalam mengolah informasi yang masuk, karena setiap informasi mengenai vaksin yang media publikasikan tidak lepas dari maksud dan tujuan dibelakangnya. Jangan ragu untuk divaksin karena dengan Anda divaksin maka berarti Anda telah melindungi diri maupun orang lain disekitar. Ingat selalu disiplin protokol kesehatan dan hidup sehat.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H