Seperti kita ketahui bersama pemerintah gencar mensosialisasikan warganya untuk mengikuti Program Vaksinasi Nasional agar tercapainya Herd Immunity.
Setelah menunda-nunda cukup lama, Penulis baru saja melaksanakan vaksinasi tahap 1 di sebuah RPTRA sekitaran tempat tinggal.Â
Penulis melakukan pendaftaran vaksinasi melalui laman vaksinasi-corona.jakarta.go.id. Hal ini Penulis lakukan karena sebelumnya Puskesmas dan sentra vaksinasi di pusat perbelanjaan yang Penulis hampiri hanya menerima warga yang melakukan vaksinasi kedua.
Sebagaimana dijadwalkan Penulis pun datang ke RPTRA yang Penulis pilih saat mendaftar. Nampak sekali antusiasme warga terhadap vaksinasi, mereka duduk mengantri sambil menunggu panggilan untuk disuntik vaksin.
Dari pengalaman vaksinasi pertama ini yang Penulis dapati di lokasi vaksinasi, antara lain :
- Membludaknya warga yang ingin melakukan vaksinasi, tetapi tidak ditunjang dengan jumlah panitia yang memadai. Alhasil kinerja panitia terganggu disebabkan banyaknya warga yang bertanya.
- Hal yang kerap diabaikan yaitu luas tempat vaksinasi tidak cukup menampung warga. Seperti halnya RPTRA tempat Penulis melakukan vaksinasi yang kiranya dapat menampung 100 orang, tetapi jumlah warga yang divaksinasi pada hari itu lebih dari 300 warga.Â
Alhasil nampak warga yang harus mengantri, duduk mengabaikan prokes sehingga perlu terus diingatkan oleh panitia.
- Tidak selarasnya informasi JAKI dan kondisi di lapangan. Seperti waktu vaksinasi Penulis yang ternyata molor berjam-jam karena menunggu antrian.Â
Menurut Penulis akan jauh lebih baik jika dalam proses pendaftaran vaksinasi, aplikasi menerapkan nomor antrian disesuaikan dengan urutan input pendaftaran warga (first in, first serve), sehingga warga tidak perlu repot-repot bertanya nomor antrian ke panitia registrasi yang akhirnya malah memperlambat kinerja mereka.