Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alasan Mengapa Pandemi Covid-19 di Indonesia Bisa Menjadi India Kedua

7 Juli 2021   12:44 Diperbarui: 7 Juli 2021   12:46 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Tsunami Covid-19 di India (Kompas)

Dikutip dari Detik.com. Jumlah kasus virus Corona COVID-19 bertambah 31.189 pada Selasa (6/7/2021). Total kasus positif 2.345.018, sembuh 1.958.553, dan wafat 61.868 jiwa.

Kasus aktif menyentuh angka 324.597, jumlah spesimen yang diperiksa 134.306, dan suspek sebanyak 86.969 orang.

Detail perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Kasus positif bertambah 31.189 menjadi 2.345.018
- Pasien sembuh bertambah 15.863 menjadi 1.958.553
- Pasien meninggal bertambah 728 menjadi 61.868

Data perkembangan Covid-19 pada 6 Juli 2021 kemarin tercatat sebagai yang terburuk sepanjang berlangsungnya pandemi di Indonesia. Hal ini patut jadi keprihatinan bersama mengingat lonjakan kasus Covid-19 dalam kurun waktu sepekan konsisten memecahkan rekor dan diprediksi akan terus naik dalam beberapa hari kedepan.

Hal ini menjadi catatan tersendiri, terlepas dari bahwa penambahan kasus secara masif diakibatkan oleh mutasi virus Covid-19 yang berkembang di Indonesia, faktor-faktor lain dianggap pula ikut berperan.

Menanggapi kondisi yang dihadapi Indonesia sekarang ini, lantas apakah kelak Indonesia akan  menghadapi situasi (tsunami Covid19) serupa selayaknya yang negara India alami?

Kiranya ada beberapa hal yang memungkinkan bencana yang tidak diinginkan itu terwujud di Tanah Air, antara lain :

1. Menurut data sensus penduduk tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa atau terbesar nomor 4 di dunia. Gambaran ini setidaknya mengatakan, jika penanganan Covid-19 di Tanah Air berikut program vaksinasi nasional tidak berlangsung dengan baik maka potensi akan mimpi buruk tersebut terjadi kian besar.

2. Fakta yang tidak bisa kita sanggah adalah bahwa Indonesia tidak seratus persen siap dengan krisis akibat pandemi yang terjadi saat ini.

Diantara faktor yang memungkinkan tsunami Covid-19 bisa terjadi ialah dikarenakan terbatasnya fasilitas dan tenaga kesehatan yang tidak sebanding dengan lonjakan kasus dilandasi oleh besaran jumlah penduduk Indonesia.

Dengan kata lain jika penambahan kasus Covid-19 tidak segera dicegah dan tidak dilakukan antisipasi awal bahwa kasus Covid-19 di Indonesia akan terus memburuk maka negeri ini mau tak mau harus menerima konsekuensi yang sangat besar (merugikan).

3. Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung setahun lebih. Walau memang ada peningkatan kesadaran dari masyarakat terhadap protokol kesehatan, akan tetapi masih nampak ketidakdisplinan masyarakat yang abai protokol kesehatan dan acuh pada situasi pandemi.

Ini tentu menjadi pekerjaan rumah pemerintah baik pusat maupun daerah agar dapat bertindak tegas terhadap individu yang mengabaikan protokol kesehatan maupun mengancam keselamatan diri dan orang sekitar. Harus ada langkah besar yang perlu diambil dalam membatasi betul aktivitas masyarakat guna mencegah terjadinya penularan Covid-19 agar tidak semakin parah.

Ya kita semua tentu tidak ingin tsunami Covid-19 di India terjadi pula di Indonesia. Perlu kesadaran dan kerjasama secara kolektif baik pemerintah, aparat, maupun elemen masyarakat terhadap krisis yang Indonesia hadapi akibat lonjakan kasus Covid-19. Perlu pula keseriusan bahwa yang Indonesia hadapi ini ialah bencana besar, lupakan sementara segala kepentingan individu maupun golongan didalamnya.

Jangan sampai dikarenakan negeri ini terlena dengan kebebasannya dan terlampau meremehkan pandemi justru mengakibatkan petaka yang jauh lebih mengkhawatirkan dan mengerikan seperti India alami.

Tidak ada kata terlambat untuk mengubah sikap diri kita agar lebih aware dan peduli terhadap sesama. Sehat itu jauh lebih penting ketimbang uang dan uang banyak tidak akan berarti banyak bilamana Anda sakit bahkan mati sekalipun. Jaga diri Anda dan keluarga, patuhi protokol kesehatan.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun