Kiranya sudah menjadi suatu hal umum ketahui bahwasanya pemanfaatan teknologi informasi khususnya dalam ranah pendidikan di tanah air memang sangat kurang. Kebanyakan dari pengguna (users) di Indonesia menggunakannya sebagai sarana kerja, komunikasi, maupun hiburan.
Cakupan pemanfaatan teknologi informasi di sekolah sebagai media penunjang pun sangat minim (dilatarbelakangi oleh sebab semisal biaya yang relatif tinggi) dikarenakan segala aktivitas belajar mengajar terfokus pada interaksi tatap muka guru maupun murid.
4. Interaksi
Kendala lain dari PJJ ialah metode ini dinilai tidak efektif dikarenakan murid tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan guru jika mengalami kendala serta kurangnya pemahaman murid terhadap materi yang diajarkan oleh guru.
Alhasil kendala ini dikeluhkan oleh kalangan orang tua murid karena mereka harus turun tangan dikala kesibukannya dalam proses belajar mengajar agar anak dapat mengerti dengan apa yang diajarkan saat PJJ.
Dari gambaran diatas, jika saja pembelajaran tatap muka jadi terlaksana sesuai jadwal, lantas dibenak Penulis bertanya-tanya apa yang tersisa dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)?
Merujuk pada situasi kondisi, Penulis pribadi merasa ragu dengan rencana akan diberlangsungkannya proses pembelajaran tatap muka di Sekolah.Â
Pokok yang perlu digarisbawahi dari rencana tersebut yaitu bukan hanya konsistensi protokol kesehatan yang ketat, melainkan pula jika tidak ada sesuatu hal yang diinginkan terjadi, semisalkan saja gelombang pandemi baru.
Melonjaknya kasus Covid-19 di wilayah karena suatu sebab, maupun kasus Covid-19 yang diakibatkan penularan di luar lingkungan sekolah. Hal tersebut pun seolah mengatakan rencana pembelajaran tatap muka ini masih di rentan batal terlaksana.
Namun anggaplah semua kekehawatiran itu tidak terjadi dan proses belajar mengajar tatap mula kembali berjalan seperti sediakala. Lalu apakah PJJ dengan kata lain dilupakan tanpa adanya peninjauan atau kemungkinan untuk dikembangkan kedepan diluar aspek hanya dilakukan saat pandemi saja?
Karena menurut Penulis alangkah disayangkan dengan apa (PJJ) yang telah berjalan selama satu tahun ini bilamana kita tidak memanfaatkan momentum tersebut untuk mengembangkan proses belajar mengajar berbasis teknologi informasi. Setidaknya berupaya untuk mempersiapkan apa yang diperlukan serta membuat modul PJJ yang mudah dipahami oleh para murid.