Berbicara karya seni, mohon maaf sepengetahuan Penulis jalan protokol Sudirman-Thamrin bukankah sudah terpampang begitu banyak karya seni sepanjang lajurnya.
Sebut saja icon Patung Kuda Thamrin atau Patung Arjuna Wijaya yang dibangun sekitar tahun 1987 dan dirancang maestro pematung Indonesia asal Bali, Nyoman Nuarta. Lalu Patung Jenderal Sudirman yang diresmikan pada tahun 2003 dan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, Sunario.Â
Kemudian icon Bundaran HI atau Patung Selamat Datang yang diresmikan oleh Presiden Soekarno di tahun 1962 dalam rangka menyambut tamu-tamu gelaran Asian Games ke-4 dan dikerjakan oleh tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni, Yogyakarta. Icon Bundaran Senayan atau Patung Pemuda Membangun diresmikan pada tahun 1972 dan dirancang oleh tim pematung dari Biro Insinyur Seniman Arsitektur pimpinan Imam Supardi. Dan jangan lupakan Instalasi Batu Gabion yang menggantikan anyaman bambu Getah Getih.
Dan sekarang Tugu Sepeda? Penulis kurang mengerti maksud tujuan dibuatnya tugu tersebut, apakah tugu itu merupakan kelak gambaran cerminan Jakarta sebagai kota ramah sepeda ataukah sebuah bentuk supremasi yang berangan-angan Jakarta menjadi kota ramah sepeda namun sulit tercapai?
Jika memang dilandasi hal itu, Penulis hanya berpikiran apakah sebuah tugu jauh lebih penting ketimbang lebih dahulu menilik berapa sih jumlah pesepeda aktif di Jakarta ataupun mempersiapkan sarana prasana penunjang yang memang dibutuhkan oleh para pesepeda.
Kiranya Penulis berharap agar Pemprov DKI membuka matanya lebar-lebar dan bilamana sudah jadi untuk berkacalah pada Tugu Sepeda bahwasanya Jakarta itu luas dimana 10,56 juta jiwa membutuhkan perhatiannya. Coba keliling-keliling Jakarta Pak Anies dan tolong yang dipublish di IG jangan hanya yang bagus-bagusnya terus, sementara yang lain malah tidak terurus.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H