Mungkin tak sedikit yang berpikiran sesuatu pemikiran yang gila bukan? Kenapa tidak mengikuti arus dan mengapa malah berupaya melawan arus?
Jawabannya hanya satu bahwasanya industri hiburan merupakan industri yang menuntut kreativitas dan terkadang untuk menjadi kreatif maka Anda harus berpola pikir luas untuk membuka segala kemungkinan.
Dari hasil ide-ide gila itu dapat pula hadir hadir film-film sukses, seperti halnya Deadpool, Venom, Joker, dan memungkinkan film-film yang lain selanjutnya.
Tetapi kembali jika kita membahas industri maka erat kaitannya dengan uang dan ide-ide gila itupun tidak akan berjalan bilamana tidak ada aliran uang untuk memproduksinya maupun proyeksi besaran nominal yang kelak didapatkan. Sekiranya si pencetus ide harus mampu mempresentasikan dan memproyeksikan bahwa ide gilanya itu memungkinkan dan dapat sukses di pasaran.
Contohlah tokoh Deadpool dan Venom yang dalam filmnya menjadi sosok pahlawan. Terkait hal tersebut memang bisa dikatakan sangat-sangat memungkinkan karena dalam ranah Marvel Superheroes maupun Spiderman mengadaptasikan istilah multiverse atau dunia alternatif. Sedangkan untuk Joker tidak menggunakan konsep multiverse, film Joker lebih kepada mengekspos keingintahuan publik akan lahirnya tokoh psikopat Joker nan misterius.
Lebih lanjut soal uang maka sebelum ide gila itu dieksekusi maka si pencetus harus mempersiapkan segala hal yang memungkinkan film agar sukses di pasaran, semisal skenario film, pemilihan aktor/aktris, kapan momentum tepat, dan sebagainya.
Dari itu semua dengan kata lain dalam dunia film bahwa segala sesuatu yang dapat menghasilkan uang maka sangat memungkinkan direalisasikan. Dan mengapa industri film Hollywood mampu melakukan itu semua yaitu dikarenakan sudah beranekaragam kreativitas yang mereka tanam dan oleh karenanya mereka tinggal merawatnya agar menjadi berkembang dan besar.
Dari pembahasan singkat diatas, semoga ada pembelajaran bagi insan perfilman nasional bahwasanya potensi atau peluang agar film-film lokal laku di pasaran baik dalam maupun luar negeri sangatlah terbuka. Hanya saja pertanyaannya kembali, apakah insan-insan perfilman tanah air berani mengeksplorasi ide mereka ataukah hanya cukup dengan keadaan yang ada.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H