Tak perlu jauh-jauh mobil otonom, mobil pribadi dimana lingkup transportasi darat ini telah dibekali beragam fitur keselamatan, toh walau celaka tetap laku di pasaran.
Konteksnya begini, kecelakaan merupakan sesuatu yang bisa diminimalisir terjadi. Akan tetapi miskalkulasi besar kemungkinan masih dapat terjadi. Ibarat Anda menyetir mobil dengan baik kemudian seketika Anda celaka akibat ban mobil pecah tiba-tiba. Lantas apa kemudian Anda menyalahkan produsen si pembuat mobil? Apa lantas kendaraan lapis baja Tank atau Anoa harus dipasarkan ke publik?
Lebih lanjut prihal kecelakaan di dunia penerbangan sebagaimana pula di transportasi darat maupun laut, sebelum merujuk kepada kecelakaan maka tentu kiranya perlu disokong oleh beberapa aspek penunjang untuk meminimalisirnya seperti kualitas manusianya, maintenance-nya, fitur keselamatannya, sarana prasarananya, dan lain-lain.
Jika semua itu telah terpenuhi, lantas masih celaka bagaimana? Kembali Penulis ingatkan bahwa itu bukanlah koridornya manusia, segala sesuatu terjadi atas kehendakNya.
Seiring perkembangan zaman, manusia akan terus berevolusi dan belajar dari kesalahan-kesalahan terdahulu agar menjadi lebih baik. Begitupun rupa-rupa akan wujud teknologi sebagaimana ia akan dibuat untuk dapat menggapai apa yang manusia dahulu impikan, tak terkecuali prihal unsur keselamatan pada pesawat terbang. Apakah itu, kita belum tahu.
Selama kita bersama masih menunggu seperti apa wujudnya. Kiranya usahakan luangkan waktu sejenak untuk berdoa agar Allah ta'ala selalu memberikan keselamatan dimana dan kapan pun kita berada.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H