Kiranya ini menjadi bahan renungan Presiden Jokowi dalam memutuskan siapa-siapa yang layak duduk sebagai pembantunya. Jadi prihal pemilihan menteri ini bukan kepada siapa sosoknya melainkan apakah kandidat-kandidat yang ada sekarang layak dan amanah tidak?
Nama besar bisa dibangun dengan banyak cara, namun keburukan akan selalu diingat dan nama besar tak ada lagi artinya. Kekuasaan di dunia hanya sementara, kekuasaan yang hakiki hanya milik Allah ta'ala. Akhir kata bahwa Presiden Jokowi harus betul-betul selektif andaikan memang reshuffle benar-benar terjadi, harapan dan kepercayaan rakyat ada ditangannya dan sebagaimana pula nasib masa depan Indonesia.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H