Jika laporan diterima, lantas apakah tayangan program Mata Najwa edisi "Menanti Terawan" ada unsur masalah ataukah sesuai dengan apa yang diadukan pelapor, hal tersebut tinggal menunggu bagaimana kelanjutannya.
Namun yang Penulis fokuskan atas laporan Relawan Jokowi Bersatu ini ialah berkenaan nama "Jokowi" tersebut. Mohon maaf, jelas terkait laporan ini kiranya dapat mendegradasi citra Jokowi di mata publik.
Boleh jadi Menkes Terawan masuk dalam jajaran Kabinet dibawah pemerintahan Jokowi, akan tetapi masalah program Mata Najwa ini tidak ada sangkut pautnya dengan politik atau mempresentasikan Jokowi anti kalau para Menterinya dikritik karena kinerjanya. Kemudian apakah Menkes Terawan sebelumnya juga menyatakan keberatan karena wawancara kursi kosong itu? Apakah ada inisiasi darinya untuk mengadukan Nana?
Masalah ini jelas sekadar adanya miskomunikasi antara narasumber dan pihak media, yang mungkin saja akan terselesaikan bilamana Menkes Terawan berkesempatan hadir di program Mata Najwa di kesempatan-kesempatan berikutnya atau Najwa Shihab yang datang menghampiri Menkes Terawan dikala kesibukannya. Selesai kok masalahnya, tak perlu jadi drama.
Pada kesimpulannya, cobalah jangan segala sesuatunya dijadikan bahan polemik. Apa tidak cape negeri ini, sudah lagi pandemi bukannya fokus menangani dan saling bantu bahu membahu tetapi malah asyik ribut mencari-cari kesalahan orang. Lepaskan urusan saling gugat menggugat dunia, maka sudahilah, karena sebagai umat beragama kelak kita akan asyik saling gugat menggugat di akhirat. Wallahu a'lam.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI