Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sengkarut Najwa Shihab Dipolisikan, Kenapa Nama Jokowi Jadi Dipertaruhkan?

7 Oktober 2020   14:40 Diperbarui: 7 Oktober 2020   14:52 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Najwa Shihab (Tribunnews)

Wawancara kursi kosong Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam program Mata Najwa Shihab yang sempat viral di media sosial itu berbuntut panjang. Najwa Shihab atau Nana panggilan akrabnya, putri kedua dari Quraish Shihab ini dilaporkan ke pihak kepolisian oleh Relawan Jokowi Bersatu.

Dikutip dari laman Detik.com. Menurut Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto, aksi Najwa Shihab wawancara 'kursi kosong' itu merupakan tindakan cyber bullying.

"(Tindakan yang dipersangkakan) cyber bullying karena narasumber tidak hadir kemudian diwawancarai dan dijadikan parodi. Parodi itu suatu tindakan yang tidak boleh dilakukan kepada pejabat negara, khususnya Menteri," kata Silvia kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/10/2020).

Menanggapi laporan tersebut, melalui akun Instagram-nya, Nana mengkonfirmasi bahwa ia baru mengetahui kabar itu dari rekan-rekan media dan ia pun belum tahu persis atas dasar apa laporan tersebut termasuk pasal apa yang dituduhkan padanya. 

Ia mendengar bahwa laporan yang ditujukan padanya ditolak oleh pihak Polda Metro Jaya serta meminta pelapor membawa persoalan kepada Dewan Pers. Nana juga turut menjelaskan ide dan maksud tujuan dari wawancara yaitu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik serta apa yang melatarbelakangi wawancara itu.

Ia pun menyatakan akan kooperatif memberikan keterangan kepada institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu.

Terkait kisruh akan wawancara kursi kosong dalam program Mata Najwa ini kiranya Penulis sudah menyampaikan bahwasanya hal tersebut kurang elok. Maksud Nana boleh jadi tujuannya baik, akan tetapi walau di negeri ini kebebasan pers sudah lebih leluasa dalam menyampaikan bukan berarti kita melupakan budaya dan asas kesopanan.

Apabila narasumber tidak berkenan atau tidak memenuhi undangan maka Nana masih bisa mendatangkan narasumber lainnya. Jangan malah seolah-olah dipermalukan, ini kan kaitannya dengan program televisi dimana ada sangkut pautnya dengan rating dan bukan macam undangan pernikahan.

Kemudian di sisi lain kita tahu bahwa pemerintah sudah membentuk tim Percepatan Penanganan Covid-19 yang selalu up to date memberikan informasi prihal penanganan pandemi Covid-19 di tanah air.

Dengan begitu keberadaan Menkes Terawan kiranya tidak wajib selalu di hadapan media karena ia bisa juga bekerja dibalik layar tanpa harus di ekspos ke publik. Mungkin Menkes Terawan khawatir kalau dirinya terlalu diekspos kemudian ia akan diisukan maju dalam Pilpres 2024. Maaf, Penulis sekadar bercanda.

Prihal aduan Najwa Shihab ke pihak kepolisian ditolak, bahwa apa yang dilakukan pihak kepolisian dengan menolak laporan tersebut dan mengarahkan si pelapor ke Dewan Pers sudahlah tepat dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun