Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Polemik Fahri Hamzah & Fadli Zon, Entar Juga Pada Lupa!

12 Agustus 2020   11:16 Diperbarui: 12 Agustus 2020   11:31 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di muka bumi pertiwi ini kiranya siapa yang tidak mengenal dua tokoh berikut, yaitu Wakil Ketua DPR RI dari Parta Gerindra Fadli Zon dan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah.

Kedua tokoh ini sama-sama malang melintang di ranah perpolitikan tanah air pasca era reformasi. Sepak terjang politik mereka memang tidak perlu diragukan, terbukti keduanya dapat menduduki posisi penting baik dalam partai maupun di pemerintahan.

Cukup lama luput dari media, nama kedua politikus kawakan ini kembali jadi sorotan. Setelah diketahui bahwasanya baik Fahri Hamzah dan Fadli Zon bakal menerima penghargaan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Jokowi.

Dikutip dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Jasa, dan Tanda Kehormatan, dijelaskan bahwa Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Nararya adalah bintang penghargaan sipil, setingkat di bawah Bintang Republik Indonesia.

Tanda kehormatan merupakan penghargaan negara yang diberikan oleh Presiden kepada seeseorang, kesatuan, institusi pemerintah, atau organisasi atas darmabakti dan kesetiaan yang luar biasa terhadap bangsa dan negara.

Namun penunjukan kedua politikus ini mengundang polemik. Fahri Hamzah dan Fadli Zon dinilai kurang layak dianugerahi tanda kehormatan itu karena selama ini mereka berdua dipandang hanya gemar mengkritik dan memberikan kesan pesimisme terhadap kinerja pemerintah.

Menanggapi polemik diatas, sebagai masyarakat awam Penulis pribadi sebetulnya tidak mempermasalahkan apakah duo Fahri Hamzah dan Fadli Zon ini berhak atau tidak berhak menerima penghargaan negara tersebut.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwasanya Bintang Mahaputera Nararya merupakan kewenangan selaku Presiden untuk memberikannya. Sehingga bisa dikatakan secara keseluruhan penilaian dan keputusan ada di tangan Presiden Jokowi.

Mungkin di mata sebagian pihak yang menolak Fahri Hamzah dan Fadli Zon tidak layak atas penghargaan tersebut berpikiran, "untuk apa sih Jokowi memberikannya"? 

Tetapi kita sebagai individu perlu ingat bahwasanya selaku Presiden, Jokowi harus netral, berprilaku adil, objektif dalam menilai sesuatu hal, serta mengesampingkan intrik-intrik yang dapat mempengaruhinya.

Dalam sebuah kesempatan Presiden Jokowi pernah mengutarakan bahwa ia kangen kritik keras Fahri Hamzah. Dengan kata lain, bilamana mereka yang menolak Fahri Hamzah berikut Fadli Zon dilatarbelakangi alasan kritik keras untuk membenci mereka. Maka mungkin kritik keras Fahri Hamzah dan Fadli Zon bagi Presiden Jokowi memiliki makna yang berbeda.

Apakah Presiden Jokowi punya motif lain dibelakang pemberian penghargaan tersebut? Rasa-rasanya tidak tepat bilamana kita berpikiran curiga seperti itu. 

Apakah ada keistimewaan bagi mereka yang menerima Bintang Mahaputera Nararya? Toh semua ini sekadar negara memberikan tanda jasa kepada mereka yang dinilai layak, kenapa begitu dipermasalahkan dan musti panjang. 

Terlepas dari itu semua, mau tidak mau, suka tidak suka, kalau Fahri Hamzah dan Fadli Zon sebagai sosok yang dinilai kontroversial karena kritik pedasnya berhak menerima Bintang Mahaputera Nararya, toh Anda-anda para haters hanya bisa protes. Kelak seiring waktu Anda-anda juga bakal melupakannya.

Dibalik pemberian penghargaan kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon ini pun menasbihkan bahwasanya "dalam politik tidak ada kawan dan musuh abadi".

Dalam pengertian, toh pemberian penghargaan kepada dua tokoh itu tidak menjadi jaminan apakah dengan menerima Bintang Mahaputera Nararya maka Fahri Hamzah dan Fadli Zon akan bungkam kok. 

Sedetik setelah menerima Bintang Mahaputera Nararya kemudian baik Fahri Hamzah maupun Fadli Zon kembali mengkritik pemerintahan Jokowi pun kiranya takkan langsung dicabut penghargaan yang mereka terima.

Baik Fahri Hamzah, Fadli Zon, atau siapapun berhak mengkritik pemerintah, selama kritik itu dibarengi akal sehat, relevan, dan berasaskan norma etika.

Sebagai penutup. Ada baiknya kita fokus kepada permasalahan yang penting dan genting yang perlu dipikirkan dan dicarikan solusi ketimbang mempeributkan masalah remeh temeh ini.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun