Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Buka-bukaan Luhut dan Sentimen Anti China di Indonesia

8 Juni 2020   11:12 Diperbarui: 8 Juni 2020   11:15 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luhut Binsar Pandjaitan (Kompas)

Dikutip dari laman Kompas.com. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan kepada generasi milenial bahwa China memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Begitu pula dengan Amerika Serikat (AS), juga memberikan pengaruh lebih besar."Ekonomi Tiongkok ini hampir 18 persen berpengaruh kepada ekonomi global. Amerika pengaruhnya 25 persen. Jadi, Anda suka tidak suka, senang tidak senang, bilang apa pun Tiongkok ini merupakan kekuatan dunia yang tidak bisa diabaikan," katanya dalam diskusi virtual, Jumat (5/6/2020). -

Dalam kesempatan tersebut Luhut Binsar Pandjaitan pula menjelaskan bahwa dalam Undang-Undang Dasar Negara, Indonesia diizinkan untuk menjalin komunikasi dengan negara lain serta membuka peluang kerjasama yang bertujuan memperkokoh perekonomian. Oleh karena itu maka tidak ada alasan bagi Indonesia tidak menjalin hubungan dengan negara lain.

Merujuk kepada apa yang dijelaskan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memang benar adanya.

Dalam cakupan diplomasi hubungan "bilateral" atau antar dua negara, apakah itu terkait politik, budaya, maupun ekonomi bahwasanya secara garis besar bisa dilakukan. Dalam artian, selama komunikasi antar dua negara berjalan baik dan tidak melanggar undang-undang yang berlaku maka kedua belah pihak dapat menjalin kerjasama antar bidang yang disepakati.

Sebagai contoh kerjasama antara Amerika dan China. Walau kedua negara kerap kali berseteru di muka internasional, Amerika yang Kapitalis dan China yang Komunis masih bisa menanggalkan egonya masing-masing bahwasanya ada simbiosis mutualisme kedua negara ciptakan.

Namun apa yang dikatakan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan valid dan fakta sudah didepan mata, bahwa bukan rahasia lagi tak sedikit pihak di negeri ini seperti tidak menghendaki hubungan harmonis terjalin antara Indonesia dan China.

Entah karena alasan apakah itu. Sentimen negatif terhadap China kerap kali gaungnya lebih terdengar menimpali rongrongan anti aseng dan asing. Hal ini cukup menarik mengingat tidak ada satupun negara di muka bumi ini yang bisa mandiri tanpa kehadiran negara lain.

Lantas pertanyaan besarnya adalah mengapa negeri ini seakan begitu anti terhadap China?

Jika merunut kepada sejarah, hubungan antara Indonesia dan China terjalin sejak masa bumi pertiwi ini masih diisi oleh kerajaan-kerajaan nusantara. Saudagar dari China berkunjung ke nusantara dalam misi ekonomi, lintas budaya, maupun agama.

Tak mengherankan bilamana dalam orientasi kehidupan di Indonesia begitu akrab berkenaan dengan etnis China, dari lingkup makanan, budaya, dan sebagainya. Cukup aneh bilamana negeri ini disarankan untuk tidak melupakan sejarah, lantas bukankah sentimen anti China menjadi bentuk tidak mengakui atau menyanggah realita sejarah yang hidup di negeri ini?

Sebenarnya apa sih yang ditakuti oleh kebanyakan individu yang anti terhadap China? Apakah ideologi Komunis-nya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun