Sebagaimana dikabarkan oleh banyak media lokal maupun internasional bahwasanya marketplace Tokopedia mengalami tindak peretasan oleh pihak tidak bertanggungjawab.Â
Tak tanggung-tanggung jumlah data pengguna di Tokopedia yang diretas diperkirakan sebanyak 91 juta baik data pelanggan maupun penjual. Upaya peretasan tersebut terjadi pada 20 Maret 2020 dimana data pelanggan yang bocor menyangkut informasi akun pengguna seperti nama, email, dan nomor telepon pengguna.
Dikutip melalui laman Tek.id. Merespon isu soal 15 juta data pengguna yang bocor dan diumbar di internet, VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan perusahaannya menemukan adanya upaya pencurian data pengguna. Namun demikian, Nuraini mengklaim Tokopedia memastikan informasi penting pengguna seperti password tetap dapat dilindungi.-
Tokopedia juga mengklaim telah memeriksa dan mengkonfirmasi bahwa data pembayaran pengguna yang berupa kartu debit, credit card (CC), rekening dan OVO aman.
Sebagai upaya pencegahan data pelanggan dapat disalahgunakan dan meredam kekhawatiran para penggunanya. Pihak Tokopedia telah mengirimkan email berisikan imbauan kepada para penggunanya untuk mengganti password secara berkala dan memastikan akun pelanggan yang dituju tidak mengalami kebocoran password.
Kasus peretasan kiranya bukan baru kali ini saja terjadi di Indonesia, sebelum-sebelumnya marketplace Bukalapak pernah mengalami kejadian serupa.Â
Dan mungkin upaya peretasan yang paling menghebohkan dunia yaitu mengenai bocornya data pengguna Facebook beberapa tahun lalu. Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook kala itu sampai-sampai harus berurusan langsung dengan parlemen AS untuk memberikan kesaksian soal bocornya data pengguna platform miliknya.
Sontak Facebook menjadi sorotan berikut mengalami kerugian baik berupa kehilangan pengguna hingga sanksi denda yang luar biasanya besarnya oleh otoritas setempat karena Facebook dinilai lalai dalam mengelola data personal penggunanya.
Menarik disimak, pertanyaan besarnya adalah apa tindakan selanjutnya yang akan diambil oleh pemerintah Indonesia menanggapi bocornya data pengguna Tokopedia ini?
Penulis yakin diantara pembaca ada yang akan berargumen "masa sih Tokopedia diperlakukan sama layaknya Facebook"?Â
Penulis pun setuju bahwasanya konteks "apple to apple" tidak bisa diterapkan kepada Tokopedia, bukan saja ditinjau imbasnya kepada marketplace ini dan andil mereka turut serta membantu berputarnya roda perekonomian masyarakat Indonesia.Â
Melainkan pula skala perbandingan Tokopedia memang jauh dibawah Facebook. Kalau dari sisi keamanan sekelas raksasa Facebook saja bisa tembus, maka ancaman peretasan data pengguna bisa terjadi kepada siapapun dan dapat terjadi kapanpun.
Kemudian ada alasan mendasar mengapa sampai Facebook harus berurusan dengan beberapa parlemen baik di Amerika dan Eropa lebih dikarenakan alasan menyangkut keamanan negara. Timbul kekhawatiran data pengguna yang bocor terafiliasi dengan data sosial pengguna dan kemudian disalahgunakan semisal untuk tujuan terorisme.
Namun demikian, kasus peretasan data pengguna bagaimanapun menilai bukanlah hal kecil terlepas ada atau tidaknya kerugian yang mungkin dialami oleh pemilik akun Tokopedia kedepannya.
Penulis memperkirakan sebagaimana rutinitas isu peretasan ini muncul ke permukaan yaitu pemerintah akan memanggil pihak Tokopedia untuk mengklarifikasi prihal kronologi yang sebenarnya terjadi dan mengimbau pihak bersangkutan untuk lebih memperketat sistem keamanan.
Dan Penulis yakin pihak Tokopedia akan bertanggungjawab, menambal celah dan lebih waspada terhadap keamanan platform mereka serta menjaga lebih baik data penggunanya kedepannya.
Tetapi apakah semua hal itu cukup? Apakah semua itu akan menjamin bahwa upaya peretasan tidak akan terjadi di kemudian hari? Apakah semua itu akan mengembalikan kepercayaan pengguna Tokopedia untuk tidak beralih ke marketplace lain yang dinilai lebih aman?
Penulis katakan semua itu tidak akan menjamin apa-apa. Sejatinya diluar sana akan ada selalu pihak "tidak bertanggungjawab" yang selalu mencoba meretas atau upaya menembus keamanan layaknya sebuah tantangan puzzle bagi diri mereka. Apakah itu atas dasar ekonomi dengan memperjualbelikan data pengguna maupun sekadar iseng membuktikan bahwa dirinya hebat ataupun maksud lainnya.Â
Oleh karena itu, seiring perkembangan teknologi dimana Indonesia kian pasti menuju kesana pula maka sejatinya lingkup keamanan di dunia digital menjadi sangat penting dan wajib diperhatikan oleh siapapun yang memanfaatkannya guna mewanti-wanti hal yang tidak diinginkan terjadi.Â
Kemudian pemerintah perlu kiranya berperan serta memberikan imbauan berkala dalam upaya mendidik masyarakat agar lebih aware terhadap data pribadi yang mereka miliki dimana hal ini minim sekali perhatian dan kurang disadari oleh masyarakat pada umumnya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H