Belum genap dua minggu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta dilaksanakan. Dalam konferensi pers di Balai Kota yang disiarkan melalui kanal Youtube Pemprov DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan kepada warganya bahwa ia memutuskan untuk memperpanjang pelaksanaan PSBB di Jakarta selama 28 hari ke depan atau tepatnya hingga tanggal 22 Mei 2020.
Menurut Anies keputusan perpanjangan PSBB ini telah lebih dahulu melalui proses mendengarkan pandangan para ahli serta menanggapi trend peningkatan angka kasus Covid-19 di Ibukota.
Anies turut pula menyoroti masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan baik oleh warga maupun kalangan dunia usaha pada periode awal PSBB berlangsung. Oleh karena itu Anies menegaskan agar setiap pihak melaksanakan aturan dan jangan sampai ditindak.
"Kedepan fase imbauan sudah selesai, sekarang fase penegakan. Karena itu, di hari-hari kedepan, semua yang melanggar tidak akan diberi peringatan lagi, tapi langsung ditindak," ucap Anies. - Kompas.com
Sebelum Anies Baswedan memutuskan untuk memperpanjang PSBB di Jakarta. Dari jauh-jauh hari Penulis sudah menduga dan yakin seratus persen bahwasanya PSBB ini kelak akan diperpanjang.
Sebagaimana pernah Penulis sampaikan dalam artikel berjudul "PSBB, Pembatasan Sosial Basa Basi". Penulis disana mempertanyakan apakah PSBB mampu meminimalisir penularan Coronavirus yang terjadi di masyarakat meninjau dari kondisi di lapangan dimana aktivitas tidak terkontrol atau tidak dalam kendali?
Kesimpulannya cukup sederhana, apakah seorang Anies Baswedan yang begitu diagung-agungkan seolah tidak memiliki kekurangan dan kesalahan, apakah ia memiliki kemampuan untuk mengontrol warganya dan memberikan tindakan tegas tanpa pandang bulu siapapun pihak yang melanggar?
Sebagaimana pula telah Penulis sampaikan pada artikel "Apakah PSBB Akan Jadi Solusi Jitu Bagi Jakarta", bahwasanya salah satu poin letak dari keraguan Penulis yaitu sosok pribadi dari Anies Baswedan itu sendiri. Terkait sosoknya kini yang tidak lagi menjomblo dikarenakan sudah memiliki Wakil Gubernur, Anies tetaplah Anies yang sejatinya akan berusaha menjaga citranya sebagai Gubernur yang santun dan humanis.
Pertanyaannya di kehidupan Jakarta yang keras seperti ini, mana bisa seperti itu Pak Anies?
Jakarta ini Ibukota, Pak Anies. Jakarta ini ibarat tulang rusuk yang sudah bengkok. Apabila Pak Anies bersikeras untuk bertindak tegas maka Penulis hanya sekadar memperingatkan tulang rusuk itu akan semakin melengkung, rawan patah, dan kian melawan.
Lebih-lebih di kondisi sulit seperti sekarang ini. Dengan segala imbauan dan aturan pembatasan guna tujuan mulia yaitu mencegah penyebaran wabah Coronavirus ini saja banyak warga yang masih beraktivitas. Warga jauh lebih takut kelaparan, Pak Anies. Karena warga Anda tahu bahwa Pemprov DKI Jakarta tidak akan membiayai seluruh kebutuhan hidup mereka.
Saran Penulis ya Pak Anies, cobalah turun ke lapangan. Lihat dan amati langsung warga Anda. Hampiri dan bertanyalah kepada mereka, apa kendala mereka tidak mengikuti imbauan dan aturan PSBB. Sebagai pemimpin maka carilah solusinya. Karena Coronavirus ini tidak akan selesai hanya dengan duduk manis dibalik layar kaca saja. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H