Sudah menjadi tabiat manusia bahwasanya disaat keadaan sulit maka manusia akan mencari cara untuk survive (bertahan hidup). Sebagian manusia mungkin akan mencari alternatif sumber rezeki yang lain.Â
Sebagian manusia mungkin akan menjual aset atau harta berharga mereka sekalipun menghadapi keengganan orang lain untuk membelinya. Dan yang paling dikhawatirkan ialah sebagian manusia lagi yang menindas manusia lain guna bertahan hidup layaknya hukum rimba.
Di dalam kehidupan bernegara dan situasi pelik seperti sekarang ini, oleh karena itu sudah menjadi sebuah tanggungjawab sebagai pemerintah untuk memastikan setiap kebijakan yang mereka ambil tepat.Â
Sayangnya bilamana Penulis perhatikan baik pemerintah pusat maupun daerah diisi oleh sosok-sosok minim visi yang pada akhirnya muncul kebijakan yang bersifat temporary hingga memicu keraguan dan kebingungan di masyarakat akan masa depan hidup mereka.
Jangan heran bilamana terselip keraguan itu menimbulkan pesimisme publik maupun sifat acuh akan keselamatan mereka terhadap Coronavirus. Bukan berarti negara tidak hadir disana, melainkan negara kurang berusaha maksimal untuk memastikan nasib warganya.Â
Bukan warga-warga acuh itu tidak peduli akan keselamatan mereka, melainkan warga tidak yakin pemerintah dapat memenuhi isi perut pribadi maupun keluarganya.
Tentu ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang musti segera dicarikan akan seperti apa jawaban pasti nantinya. Apakah negeri ini akan terus memantau keadaan akan seperti apa dan menanti entah kapan pandemi Coronavirus ini selesai?Â
Ataukah pemerintah akan mencarikan solusi agar negeri ini setidaknya mampu menghidupi individu-individu didalamnya sambil menanti kabar baik bahwa Coronavirus benar-benar berakhir. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H