Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tuhan adalah Seorang Seniman?

19 April 2020   09:34 Diperbarui: 19 April 2020   09:29 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Mona Lisa (Britannica)

Sontak murid-murid pun tertegun dan bertanya-tanya, mengapa Pak Pembina mengatakan hal tersebut?

Guru Pembina itu pun melanjutkan dengan melontarkan kalimat kepada para murid, "cobalah raba wajah kalian". "Pernahkan kalian (murid) berkaca dan memperhatikan bentuk wajah kalian"?

Para murid kemudian merasa heran sambil memegang wajah mereka masing-masing. Mereka masih kebingungan dengan apa yang Guru Pembina maksudkan.

Guru Pembina itu meneruskan dengan menjelaskan apa maksud tujuannya dan berkata, "coba perhatikan wajah kalian andai sedang berkeringat". "Keringat dari kepala kemudian mengalir mengikuti lekukan wajah dan berakhir menyatu di dagu lalu jatuh ke tanah". "Luar biasa bukan? Allah ta'ala menciptakan manusia sampai sedetail itu".

Ya setelah penjelasan Guru Pembina tersebut kala itu Penulis langsung dapat mengambil kesimpulan apa yang ia maksudkan bahwasanya untuk memahami kebesaran Allah akan Maha CiptaNya maka manusia dapat mengetahuinya dengan cara yang sangat sederhana yaitu cukup perhatikan diri Anda sendiri maupun segala sesuatu lainnya yang Allah ciptakan.

Kemampuan dari otak manusia, karya-karya fenomenal seniman ternama, maupun gambar yang anak Anda hasilkan hanyalah puing-puing kecil dari tanda-tanda akan kuasaNya yang Allah ta'ala perlihatkan kepada umat manusia. 

Dengan manusia melihat akan wujud dari kuasa Allah ta'ala maka hal tersebut akan menjadi jalan bagi manusia untuk lebih mengingat dan cinta kepadaNya serta menjadikan manusia mahluk beriman. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun